Sebuah ukiran di kompleks Kuil di Ta Prohm Kamboja telah diklaim menjadi bukti bahwa dinosaurus dari genus Stegosaurus masih hidup sekitar 1000 tahun yang lalu di kawasan Asia Tenggara.
Ukiran ini pertama kali mendapat perhatian luas dalam buku yang ditulis oleh Claude Jacques dan Michael Freeman (1997, 1999), yang mengatakan bahwa salah satu ukiran di kompleks candi, "memiliki kemiripan yang mencolok dengan stegosaurus".
Beberapa kreasionis-muda juga berpikir seperti itu, dan sebuah halaman web mempersembahkan penemuan ini di Bible.ca : Dinosaurs in ancient Cambodian temple — Amazing evidence that dinosaurs and humans coexisted (Dinosarus di Kuil Kamboja kuno - Bukti menakjubkan bahwa dinosaurus dan manusia hidup berdampingan).
Don Patton, Carl Baugh, Dennis Swift dan beberapa kresionalis muda lainnya telah mengklaim bahwa ukiran tersebut menunjukkan bahwa dinosaurus telah hidup berdampingan bersama manusia.
Patton sangat mempromosikan penggambaran Stegosaurus di situsnya, dan menyatakan "salah satu hewan yang tertutup lingkaran ini adalah Stegosaurus."
Ukiran lain di kuil ini termasuk ukiran binatang lokal seperti rusa, monyet, dan burung, dan ukiran Stegosaurus membuktikan bahwa makhluk ini juga masih berkeliaran di sekitar hutan Asia Tenggara.
Beberapa telah menyarankan kemungkinan bahwa "stegosaurus" itu mungkin telah diukir dan diubah oleh hoaxer (pembuat hoax) modern.
Beberapa ahli paleontologi mengatakan bahwa dinosaurus telah punah sekitar 65 juta tahun yang lalu, sebelum evolusi manusia modern.
Namun, hal itu tidak menghentikan beebrapa orang untuk beranggapan bahwa beberapa dinosaurus mungkin bertahan hidup sebagai popuulasi relik (spesies yang masih hidup dari kelompok yang sudah punah) dan muncul dalam karya seni manusia. Salah satunya bukti karya seni yang telah diusulkan berada di situs kuil Ta Prohm.
Alasan tempat ini menjadi penting bagi mereka yang tertarik dengan dugaan populasi dinosaurus yang bertahan hidup adalah karena, bagi sebagian orang, makhluk yang diukir di dinding kuil, memiliki kemiripan dengan Stegosaurus, terutama adanya lempengan di punggungnya.
Kaum kreasionis muda percaya bahwa ini adalah bukti bahwa dinosaurus hidup cukup lama hingga berdampingan bersama manusia sehingga penggambaran mereka terukir di dinding kuil.
Apakah ini benar-benar dinosaur, atau hanya binatang lain yang terlihat menyerupai dinosaurus ?, Setidaknya ada ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Pertama, dugaan lempenganan pelat Stegosaurus pada ukiran tersebut menyerupai perkembangan artistik yang terjadi pada banyak ukiran lain di sekitar candi.
Itu memang terlihat sedikit berbeda dari yang lain, dan jika lempengan itu dihilangkan, makhluk itu tidak memiliki kemiripan dengan dinosaurus dan lebih mirip dengan makhluk seperti badak atau mungkin kerbau dengan tanduknya.
Beberapa menyarankan itu adalah badak atau babi hutan yang berada di depan vegetasi (tumbuhan/tanaman hias yang mirip dengan banyak ukiran lain di sekitar candi, meskipun yang ini berbentuk sedikit berbeda).
Alternatif lain mengatakan ukiran ini mewakili makhluk mitos Hindu seperti Makara (makhluk bersisik yang kerap digambarkan dalam seni Hindu).
Pada kerangka stegosaurus, lempeng-lempeng besar yang berada di punggungnya biasanya lebih banyak, dalam baris ganda, lebih runcing, berbentuk segitiga, dan semakin ke tengah, lempengannya semakin membesar.
Lempengan pada ukiran itu mungkin mewakili duri atau tonjolan yang berlebihan di punggung bunglon atau kadal lainnya.
Sebagai contoh, salah satu kadal asli yang menarik dari kamboja dan bagian lain di Asia Timur adalah Mountain Horned Lizard (Kadal Gunung Bertanduk juga disebut Naga Bertanduk), yang tidak hanya memiliki punggung berduri, tetapi juga memiliki "tanduk" yang menonjol dari bagian belakang kepala.
Penjelasan lain telah menyarankan dugaan lain, seperti Kerbau Kerdil Mindoro.
Meskipun bentuk kepalanya secara umum tampak sedikit mirip badak daripada kerbau, bentok tonjolan kepala yang meruncing pada ukiran mungkin lebih cocok dengan cula kerbau daripada telinga badak.
Sebagian besar aspek lainnya dari makhluk itu tidak terlalu mirip dengan Stegosaurus, dan sebenarnya lebih cocok dengan badak atau bunglon.
Makhluk itu juga tidak memiliki duri yang menonjol di bagian belakang ekornya yang menjadi ciri ekor Stegosaurus, dan karena ini adalah ciri yang sangat khas dari Stegosaurus, sepertinya tidak mungkin seorang seniman akan mengabaikan detail seperti itu.
Stegosaurus dikenal memiliki senjata yang sering disebut "thagomizer", salah satu ciri unik dan menakjubkan, dan bukanlah sesuatu yang akan dengan mudah diabaikan oleh seorang seniman.
Selain itu, di bagian belakang kepala, terdapat telinga atau tanduk yang tidak dimiliki oleh Stegosaurus, dengan bentuk kepala yang tidak tepat jika itu adalah Stegosaurus. Telinga atau tanduk itu bisa mewakili telinga badak, atau lipatan dari jumbai leher bunglon.
Berikut adalah alasan mengapa situs GeoChristian tidak berpikir ukiran itu menggambarkan Stegosaurus :
*) Kepalanya benar-benar salah untuk ukuran kepala seekor Stegosaurus. Stegosaurus memiliki kepala yang kecil, sedangkan ukiran di Kamboja memperlihatkan makhluk dengan kepala yang lebih besar.
Lebih detailnya, Stegosaurus memiliki kepala yang kecil dengan moncong runcing, sempit dan agak memanjang, tidak berkepala besar, bermoncong lebar, dan berleher pendek seperti yang terlihat pada ukiran.
*) Kakinya salah untuk Stegosaurus. Pada ukiran, kaki depan dan kaki belakang memiliki panjang yang sama, sedangkan pada Stegosaurus, kaki belakangnya jauh lebih panjang dari kaki depannya.
*) Jika Stegosaurus hidup di Kamboja sekitar 1000 tahun yang lalu ketika Candi Angkor atau Ta Prohm dibangun, mengapa tidak ada tulang Stegosaurus yang ditemukan di Asia, baik di situs arkeologi maupun dalam catatan fosil ?
* Fosil Stegosaurus hanya ditemukan di bebatuan pada periode Jurassic Akhir, tanpa ada contoh sampel dari periode Cretaceous atau Cenozoic. Apa mereka bersembunyi selama 145 juta tahun, hanya untuk muncul di hutan Kamboja ?.
Penjelasan lain jatuh pada bunglon. Kepala dan matanya berada di posisi yang benar, bentuk tubuhnya secara keseluruhan tidak begitu jauh, dan bunglon juga memiliki punggung bergerigi.
Ekornya terbilang kurang tepat, tetapi ekor itu juga tidak cocok untuk Stegosaurus. Jika dihadapkan dengan pilihan Stegosaurus atau bunglon, sepertinya harus memilih bunglon dalam kasus ini.
Sebagai perbandingan, bunglon juga sering terlihat berpose dengan punggung melengkung dengan ekor yang rendah, mirip dengan ukiran di kuil Ta Prohm.
Berdasarkan hal ini, kemungkinan besar makhluk yang digambarkan di kuil dimaksudkan untuk mewakili makhluk yang umum atau sudah dikenal di Khmer zaman dulu.
Meskipun sulit untuk mengidentifikasi makhluk itu dengan pasti, ketika semua fitur dan faktor telah dipertimbangkan, tampaknya kandidat yang paling mungkin adalah badak, dengan kandidat berikutnya adalah bunglon.
Bahkan jika ukiran itu memang mewakili Stegosaurs, itu bisa saja didsasarkan pada fosil daripada manusia yang melihat stegosaurus secara langsung.
(Sumber : Ta Prohm Creature, Does Ta Prohm Temple Depict a ‘Domestic’ Dinosaur, Stegosaurus in Cambodian temple )
Ukiran tsb dibuat tentu memiliki makna dan filosofi, seperti ukiran2 rumah adat di Indonesia ada ukiran flora dan fauna, yg benar-benar objek pilihan sakral dari berbagai macam makhluk hidup.
ReplyDeleteKalau makara lebih digambarkan hewan laut atau buaya. Saya belum tahu banyak apakah mereka menggunakan hewan mitologi pada ukiran kuil?
Sepertinya di banyak negara di Asia, makhluk mitologi telah digambarkan entah melalui ukiran, patung atau media lainnya, karena makhluk tersebut mempunyai peranan penting dalam kepercayaan dan kebudayaan masyarakat setempat ..
DeleteBabi itumah, kepalanya terlalu besar dan gak ada leher
ReplyDeleteBisa juga bukan, mungkin cuma hewan fantasi
ekor badak ma kebo ga panjang lebih mirip seutas tali dan gada culana stego terakhir ditemukan di asia dan kamboja asia nenek moyangna kemungkinan ketemu
ReplyDelete