Teori ini mengklaim bahwa beberapa atau semua elemen dari program Apollo dan pendaratan di Bulan telah dipalsukan dan manusia sebenarnya tidak pernah mendarat di Bulan.
Klaim paling penting adalah bahwa enam pendaratan berawak (1969-1972) dipalsukan dan bahwa astronot Apollo 12 tidak benar-benar berjalan di Bulan. NASA membuat foto dan video pendaratan di Bulan, di sebuah studio di Nevada.
Beberapa individu dan kelompok telah membuat klaim sejak pertengahan 1970an, mengklaim bahwa NASA dan yang lainnya dengan sengaja menyesatkan publik untuk mempercayai bahwa pendaratan itu benar-benar terjadi, dengan membuat, merusak dengan menghancurkan bukti termasuk foto, telemetri, kaset, radio dan transmisi TV, sampel batuan Bulan, dan bahkan membunuh beberapa saksi kunci.
Banyak bukti pendaratan pihak ketiga yang ada, dan rincian bantahan untuk klaim hoax tersebut telah dibuat.
Survei pendapat yang dilakukan di berbagai lokasi menunjukkan bahwa antara 6% dan 20% penduduk Amerika, 25% penduduk Inggris, dan 28% penduduk Rusia yang disurvei, percaya bahwa pendaratan berawak adalah palsu.
Bahkan pada akhir tahun 2001, dokumenter jaringan televisi FOX Conspiracy Theory : Did We Land on the Moon ? mengklaim NASA memalsukan pendaratan pertama di tahun 1969 untuk memenangkan Space Race (Perlombaan angkasa).
Sebuah buku awal yang berpengaruh tentang subjek konspirasi pendaratan di bulan, We Never Went to the Moon: America's Thirty Billion Dollar Swindle, diterbitkan pada tahun 1976 oleh Bill Kaysing.
Meskipun tidak memiliki pengetahuan tentang roket atau tulisan teknis, Kaysing (mantan perwira Angkatan Laut AS dengan gelar Bachelor of Arts dalam bahasa Inggris) dipekerjakan sebagai penulis teknis senior pada tahun 1956 oleh Rocketdyne (perusahaan yang membangun mesin F-1 yang digunakan pada roket Saturn V).
Bill Kaysing |
Dia menjabat sebagai kepala unit publikasi teknis di Propulsion Field Laboratory sampai tahun 1963.
Dalam bukunya, Kaysing membuat banyak tuduhan, dan secara efektif memulai diskusi tentang pendaratan Bulan yang dipalsukan.
Buku itu mengklaim bahwa kemungkinan keberhasilan pendaratan berawak di Bulan dihitung menjadi 0.0017%, dan bahwa meskipun adanya pemantauan ketat oleh Uni Soviet, akan lebih mudah bagi NASA untuk memalsukan pendaratan di Bulan daripada benar-benar pergi ke sana.
Pada tahun 1980, Flat Earth Society menuduh NASA telah memalsukan pendaratan, dengan alasan bahwa NASA menyelenggarakan pendaratan tersebut oleh Hollywood yang disponsori Walt Disney, berdasarkan naskah oleh Arthur C. Clarke dan disutradai oleh Stanley Kubrick.
Folklorist, Linda Dégh menyarankan bahwa film Capricorn One tahun 1978 yang menunjukkan perjalanan palsu menuju Mars dalam pesawat luar angkasa yang terlihat identik dengan pesawat Apollo, mungkin telah memberikan dorongan terhadap popularitas teori tersebut di era perang pasca-Vietnam.
Dalam In A Man on the Moon, pertama diterbitkan pada 1994, Andrew Chaikin menyebutkan bahwa pada saat misi lunar-orbit Apollo 8 pada Desember 1968, gagasan konspirasi serupa sudah beredar.
Pemercaya teori konspirasi pendaratan Bulan lain setelah Kaysing termasuk :
- Marcus Allen, penerbit Inggris dari Nexus, yang mengatakan foto-foto pendaratan tidak akan membuktikan bahwa Amerika Serikat menempatkan manusia di Bulan, dan "Pergi ke Bulan benar-benar tidak banyak masalah - Rusia melakukan itu pada tahun 1959. Masalah yang besar adalah membawa manusia ke sana." Dia menduga bahwa NASA mengirim misi robot karena tingkat radiasi di luar angkasa sangat mematikan. Variasi lain dari gagasan ini adalah bahwa NASA dan kontraktornya tidak pulih cukup cepat dari Apollo 1, sehingga semua misi Apollo awal dipalsukan, dengan Apollo 14 atau 15 menjadi misi nyata yang pertama.
- William L. Brian, insinyur nuklir yang menerbitkan sendiri sebuah buku berjudul Moongate: Suppressed Findings of the U.S. Space Program pada tahun 1982, di mana dia memperdebatkan gravitasi permukaan Bulan.
- James M. Collier, jurnalis dan penulis Amerika, seorang produser dari Was It Only a Paper Moon ? (1997).
- Milton William Cooper, ahli teori konspirasi dan penulis Amerika yang percaya bahwa semua misi Apollo ke Bulan benar-benar sebuah produksi yang dilatih secara hati-hati yang kemudian difilmkan dalam sound stage besar (ruang kedap udara besar seperti hangar yang digunakan untuk produksi film dan televisi).
- James H. Fetzer, seorang pensiunan profesor filsafat Amerika dan ahli teori konspirasi. Pada 2 Mei 2013, Dr. Fetzer di wawancarai oleh Dr. Sterling Harwood. Fetzer membela pandangan teori konspirasinya bahwa semua enam pendaratan di Bulan adalah palsu.
- David Groves, bekerja untuk pengolahan gambar Quantech. Dia memeriksa foto Aldrin yang muncul dari Lander dan mengatakan bahwa dia bisa menentukan kapan lampu sorot digunakan. Menggunakan panjang fokus lensa kamera dan menggunakan ray-tracing, dia diduga menghitung bahwa lampu sorotnya adalah antara 24 dan 36 cm di sebelah kanan kamera. Ini cocok dengan bagian dari baju Armstrong yang diterangi oleh matahari.
- Clyde Lewis, pembawa acara talk show radio yang mengatakan pendaratan di Bulan tahun 1969 adalah palsu.
- Philippe Lheureux, penulis Prancis dari Lumières sur la Lune. Edisi bahasa Inggris diterbitkan pada tahun 2003 Moon Landings : Did NASA Lie ?. Dia mengatakan bahwa astronot memang mendarat di Bulan, tetapi untuk menghentikan negara-negara lain mengambil keuntungan dari informasi ilmiah dalam foto-foto yang nyata, NASA menerbitkan gambar pendaratan bulan yang palsu.
- Yury Ignatyevich Mukhin, politisi politik Rusia, jurnalis dan penulis buku Antiapollon : Moonlight scam US, di mana ia menyangkal semua bukti pendaratan di Bulan dan menuduh pemerintah Amerika Serikat telah menjarah uang yang dibayarkan oleh pembayar pajak untuk program Bulan (Moon Program). Dia juga mengklaim Central Committee of the Communist Party of the Soviet Union dan beberapa ilmuwan Soviet membantu NASA memalsukan pendaratan tersebut.
- David S. Percy, produser dan anggota Royal Photographic Society. Dia adalah penulis bersama dengan Mary Bennett, Dark Moon : Apollo and the Whistle-Blowers dan co-produser What Happened On the Moon ?. Dia adalah pendukung utama dari tuduhan 'whistle-blower' (pelapor pelanggaran), dengan alasan bahwa kesalahan dalam foto NASA sangat jelas bahwa itu adalah bukti bahwa orang dalam mencoba untuk 'blow the whistle' (meniup peluit) pada tipuan tersebut dengan sengaja menambahkan kesalahan yang mereka tahu akan terlihat. Sebagian besar dugaan anomali fotografisnya telah dibantah oleh Doug Millard dari Science Museum di London.
- Stanislav Pokrovsky, direktur umum Rusia dari perusahaan manufaktur ilmiah Project-D-MSK yang menghitung bahwa kecepatan asli roket Saturn V pada waktu tahapan roket pertama S-IC, hanya setengah dari yang dinyatakan. Dia mengklaim bahwa hanya putaran di sekitar Bulan yang mungkin, bukan pendaratan berawak di Bulan dan kembali lagi ke Bumi.
- Alexander Ivanovich Popov, penulis Rusia dari buku The Americans on the Moon : the great breakthrough or cosmic scam ??, di mana ia bertujuan untuk membuktikan bahwa Saturn V sebenarnya adalah Saturn IB yang disamarkan dan menyangkal semua bukti pendaratan di Bulan.
- Aron Ranen, pembuat film, dan produser dari dokumenter Did We Go ?.
- Ralph René, penulis dari buku yang diterbitkan sendiri berjudul NASA Mooned America.
- Bart Sibrel, pembuat film, produser dan menyutradai empat film untuk perusahaannya AFTH, LLC, termasuk film tahun 2001 A Funny Thing Happened on the Way to the Moon, memeriksa bukti-bukti hoax tersebut.
- Takahiko Soejima (ja), ilmuwan politik Jepang, penulis 人類の月面着陸は無かったろう論.
- Jay Weidner, penulis dan orang yang diwawancarai tentang teori konspirasi Bulan dalam film dokumenter Room 237 (2012). Dalam film tersebut dia berulang kali menyatakan bahwa dia tidak selalu meragukan bahwa Amerika mendaratkan manusia di Bulan, meskipun dia berpikir ada konspirasi dengan Stanley Kubrick untuk memalsukan rekaman pendaratan di Bulan.
- Jack D. White, adalah seorang sejarawan foto Amerika yang dikenal karena usahanya untuk membuktikan pemalsuan foto dan Zapruder film terkait dengan pembunuhan John F. Kennedy.
- Gerhard Wisnewski, jurnalis dan pembuat film Jerman, menulis One Small Step ? : The Great Moon Hoax and the Race to Dominate Earth from Space.
Mereka yang percaya pendaratan di Bulan telah dipalsukan, memberikan beberapa teori tentang motif NASA dan pemerintah Amerika Serikat.
Tiga teori utamanya adalah di bawah ini :
1. Space Race atau Perlombaan angkasa
Motivasi bagi Amerika Serikat untuk menandingi Uni Soviet dalam perlombaan luar angkasa dapat ditelusuri saat Perang Dingin sedang berlangsung.
Pendaratan di Bulan dipandang sebagai prestasi nasional dan teknologi yang akan menghasilkan pengakuan di seluruh dunia.
Tetapi pergi ke Bulan akan beresiko dan mahal, seperti pidato Presiden John F. Kennedy tahun 1962 yang secara terkenal menyatakan bahwa Amerika Serikat memilih untuk pergi ke Bulan bukan karena itu mudah, tetapi karena itu sulit.
Membuktikan hoax tersebut akan menjadi kemenangan propaganda besar bagi Soviet. Pemercaya teori konspirasi, Bart Sibrel menjawab : "Soviet tidak memiliki kemampuan untuk melacak pesawat luar angkasa sampai akhir tahun 1972, segera setelah itu, tiga misi Apollo terakhir secara tiba-tiba dibatalkan."
Faktanya, Soviet telah mengirim pesawat luar angkasa tak berawak ke Bulan sejak tahun 1959. Dalam sebuah wawancara untuk artikel, Vasily Mishin menggambarkan bagaimana program Bulan Soviet berkurang setelah pendaratan Apollo.
2. Pendanaan dan nama baik NASA
Dikatakan bahwa NASA memalsukan pendaratan untuk menghindari penghinaan dan memastikan bahwa mereka terus mendapatkan pendanaan.
NASA meningkatkan jumlah uang sekitar US$30 miliar untuk pergi ke Bulan, dan Kaysing mengklaim dalam bukunya bahwa ini bisa digunakan untuk "membayar" banyak orang.
Sejak kebanyakan pendukung teori percaya bahwa mengirim manusia ke Bulan tidak mungkin pada saat itu, mereka berpendapat bahwa pendaratan harus dipalsukan untuk memenuhi tujuan Kennedy tahun 1961, "sebelum dekade ini berakhir, mendaratkan seorang manusia di Bulan dan mengembalikannya dengan aman ke Bumi."
Faktanya, NASA dicatat menyumbangkan biaya Apollo ke Kongres Amerika Serikat pada tahun 1973, dengan total total US$25.4 milyar.
Dalam Dark Moon : Apollo and the Whistle-Blowers, Mary Bennett dan David Percy mengklaim bahwa dengan semua bahaya yang diketahui dan yang tidak diketahui, NASA tidak akan mengambil resiko menyiarkan astronot jatuh sakit atau mati di siaran langsung televisi (Live TV).
Sebenarnya, tidak ada siaran video selama pendaratan atau lepas landas karena keterbatasan teknologi.
3. Perang Vietnam
The American Patriot Friends Network mengklaim di tahun 2009 bahwa pendaratan di Bulan membantu pemerintah Amerika Serikat mengalihkan perhatian publik dari Perang Vietnam (perang ini dianggap sebagai penghinaan bagi Amerika Serikat), dan pendaratan berawak tiba-tiba berakhir sekitar pada saat yang sama ketika Amerika Serikat mengakhiri keterlibatan mereka dalam perang.
Klaim Hoax dan bantahan
Banyak teori konspirasi pendaratan di Bulan telah dikemukakan, dengan klaim bahwa pendaratan itu tidak terjadi dan pegawai NASA telah berbohong mengenai hal itu, atau bahwa pendaratan itu memang terjadi tetapi tidak dengan cara yang telah diceritakan.
Para pemercaya teori konspirasi telah memusatkan perhatian pada kesenjangan atau ketidakkonsekuenan yang dirasakan dalam catatan sejarah misi tersebut. Terutama gagasan paling utama adalah bahwa seluruh program pendaratan berawak adalah tipuan dari awal sampai akhir.
Beberapa mengklaim bahwa kurangnya teknologi untuk mengirim manusia ke Bulan, atau adanya sabuk radiasi Van Allen, semburan matahari, angin surya, lontaran massa korona dan sinar kosmik, membuat perjalanan itu mustahil untuk dilakukan.
Sabuk radiasi Van Allen |
Semburan matahari (solar flare) |
Angin surya (solar wind) |
Lontaran massa korona (coronal mass ejections) |
Sinar kosmik (cosmic rays) |
Menurut James Longuski (Profesor Teknik Aeronautika dan Astronautika di Purdue University), teori konspirasi (pendaratan di Bulan) tidak mungkin terjadi karena ukuran dan kerumitannya.
Konspirasi itu harus melibatkan lebih dari 400.000 orang yang bekerja di proyek Apollo selama hampir sepuluh tahun, 12 orang berjalan di Bulan, enam orang lain terbang bersama mereka sebagai pilot Command Module, dan enam astronot lainnya mengorbit Bulan. Ratusan ribu orang termasuk astronot, ilmuwan, insinyur, teknisi, dan pekerja terlatih, harus menjaga kerahasiannya.
Longuski berpendapat bahwa akan jauh lebih mudah untuk benar-benar mendarat di Bulan daripada mengadakan konspirasi besar untuk memalsukan pendaratannya.
Sampai saat ini, tidak ada seorang pun dari pemerintah Amerika Serikat atau NASA yang memiliki hubungan ke program Apollo yang mengatakan pendaratan di Bulan adalah kebohongan.
Penn Jillette membuat catatan dalam "Conspiracy Theories" acara televisi Penn & Teller: Bullshit! pada tahun 2005. Dengan jumlah orang yang terlibat (dan mencatat skandal Watergate), Jillette mencatat bahwa seseorang akan mengeluarkan atau mengungkapkan tipuan itu sekarang.
Keanehan pada foto dan film selama pendaratan di Bulan
Para penganut teori konspirasi sangat berfokus pada foto NASA. Mereka menunjukkan keanehan dalam foto dan video yang diambil oleh astronot selama berada di Bulan.
Ahli fotografi (termasuk yang tidak terkait dengan NASA) menjawab bahwa keanehan adalah apa yang diharapkan dari pendaratan di bulan yang sebenarnya, dan bukan apa yang akan terjadi dengan gambar yang digunakan untuk mewakili sesuatu.
Beberapa argumen utama dan argumen kontra pendaratan di Bulan tercantum di bawah ini :
(Paragraf bergaris miring adalah bantahan dari argumen di atasnya)
*) Dalam beberapa foto, crosshairs terlihat berada di belakang objek.
*) Kamera yang dilengkapi dengan Réseau plate (piring kaca bening dengan crosshairs), membuatnya menjadi tidak mungkin bagi setiap objek foto untuk terlihat berada di depan grid ini. Ini menunjukkan bahwa objek telah "ditempelkan".
Kamera dengan Réseau plate |
Ini hanya tampil di foto yang disalin atau dipindai, bukan yang asli. Hal ini disebabkan oleh overexposure (banyaknya cahaya yang jatuh ke medium film atau sensor gambar selama proses pengambilan foto). crosshairs hanya sekitar setebal 0.004 inci dan emulsi hanya akan mengeluarkan sekitar setengahnya untuk mengaburkannya.
Crosshairs tidak terlihat menghilang pada foto NASA yang yang diproses dengan resolusi tinggi.
Selain itu, ada banyak foto di mana crosshairs tengah "memudar" tapi sisanya masih utuh. Dalam beberapa foto bendera Amerika, bagian dari satu crosshairs muncul di garis-garis merah, tetapi bagian dari crosshairs yang sama memudar atau tidak terlihat pada garis-garis putih. Tidak ada alasan untuk "menempelkan" garis putih ke bendera.
*) Crosshairs terkadang berputar atau berada di tempat yang salah.
Ini adalah hasil dari foto populer yang dipotong dan/atau diputar untuk memberi dampak estetika (keindahan).
*) Kualitas foto-foto itu sangat tinggi.
Ada banyak foto berkualitas buruk yang diambil oleh para astronot Apollo. NASA memilih untuk menerbitkan hanya contoh yang terbaik. Astronot Apollo menggunakan kamera Hasselblad 500 EL resolusi tinggi dengan Carl Zeiss optics dan sebuah film medium berukuran 70 mm.
Hasselblad 500 EL |
*) Tidak terlihat adanya bintang di langit. Dalam dalam konferensi pers pasca-misi, astronot Apollo 11 juga mengklaim tidak mengingat melihat bintang.
Para astronot berbicara tentang penampakan bintang-bintang selama siang hari di Bulan dengan mata telanjang. Mereka secara teratur melihat bintang-bintang melalui optik navigasi pesawat luar angkasa ketika menyelaraskan Apollo PGNCS (Primary Guidance Navigation and Control System).
Semua pendaratan berawak dilakukan selama siang hari Bulan. Dengan demikian, cahaya bintang-bintang dikalahkan oleh matahari dan sinar matahari terpantul di permukaan Bulan. Mata para astronot disesuaikan dengan lanskap yang diterangi matahari sekitar mereka sehingga mereka tidak bisa melihat bintang yang relatif redup.
Demikian pula kamera yang diatur untuk pencahayaan siang hari dan tidak dapat mendeteksi bintang-bintang. Pengaturan kamera dapat mengubah latar belakang yang terang menjadi gelap ketika objek di bagian depan menyala terang, memaksa kamera untuk meningkatkan kecepatan rana sehingga kamera depan tidak memudarkan gambar.
Karena itu, kamera di atur dengan exposure yang pendek untuk menghindari foto yang overexposure. Permukaan bulan yang terang mengharuskan kamera di atur seperti itu. Dengan begitu, bintang-bintang tidak akan dapat tertangkap kamera sedangkan permukaan bulan akan tertangkap kamera dengan jelas.
Efeknya mirip dengan tidak dapat melihat bintang dari parkir mobil yang bersinar terang di malam hari, bintang hanya akan terlihat ketika lampu dimatikan. Para astronot bisa melihat bintang hanya ketika mereka berada di bayangan Bulan.
Sebuah kamera ultraviolet khusus, Far Ultraviolet Camera/Spectrograph (UVC), dibawa ke permukaan Bulan pada Apollo 16 dan dioperasikan dalam bayangan Apollo Lunar Module (LM).
Far Ultraviolet Camera |
Kamera itu mengambil foto Bumi dan banyak bintang, beberapa di antaranya redup dalam cahaya namun terang dalam ultraviolet. Observasi ini kemudian dicocokkan dengan observasi yang diambil oleh teleskop ultraviolet yang mengorbit. Lebih lanjut, posisi bintang-bintang itu berkenaan dengan Bumi adalah benar untuk waktu dan lokasi dari foto-foto Apollo 16.
Foto ultraviolet Bumi yang diambil dari permukaan Bulan (Apollo 16) |
Foto korona matahari yang termasuk planet Merkurius dan beberapa bintang di latar belakangnya diambil dari orbit Bulan oleh Pilot Command Module Apollo 15 Al Worden.
Foto Al Worden (Apollo 15) |
Foto-foto planet Venus (yang jauh lebih terang daripada bintang-bintang mana pun) diambil dari permukaan Bulan oleh astronot Alan Shepard selama misi Apollo 14.
Foto Alan Shepard (Apollo 14) |
*) Sudut dan warna bayangan tidak konsisten. Ini menunjukkan bahwa ada lebih dari satu sumber pencahayaan yang digunakan, entah itu lampu buatan atau lampu studio.
Bayangan di Bulan diperumit oleh pantulan cahaya, permukaan (kawah, batuan, gundukan) yang tidak rata, distorsi wide-angle lens, dan debu Bulan.
Ada beberapa sumber cahaya : Matahari, sinar matahari yang dipantulkan dari Bumi, sinar matahari yang dipantulkan dari permukaan Bulan, dan sinar matahari yang dipantulkan dari para astronot dan Lunar Module.
Cahaya dari sumber-sumber ini tersebar oleh debu Bulan ke berbagai arah, termasuk ke dalam bayangan. Jika permukaannya naik, bayangan akan terlihat lebih pendek, jika menurun, akan terlihat memanjang. Jika memotret dari arah atas secara tegak lurus, maka bayangannya akan mengarah ke arah yang sama. Namun, karena foto-foto itu diambil bukan dari atas, maka bayangannya akan terlihat menuju ke arah yang berbeda-beda.
Teori ini telah di debunk pada episode "NASA Moon Landing" di MythBusters.
*) Terdapat foto dengan latar belakang yang identik, yang menurut keterangan mereka, foto itu diambil bermil-mil jauhnya.
Latar belakangnya tidak identik, hanya mirip. Apa yang tampak seperti bukit terdekat di beberapa foto sebenarnya adalah gunung yang berjarak beberapa mil jauhnya.
Di Bumi, objek yang lebih jauh akan tampak redup dan kurang detail. Di Bulan, tidak ada atmosfer atau kabut untuk mengaburkan objek yang jauh, sehingga objek itu tampak lebih jelas atau lebih dekat. Selain itu, ada sangat sedikit objek (seperti pohon) untuk membantu menilai jaraknya. Satu kasus telah di debunk di ""Who Mourns For Apollo ?" oleh Mike Bara.
*) Jumlah foto yang diambil sangat tinggi. Hingga satu foto per 50 detik.
Perlengkapan yang disederhanakan dengan pengaturan tetap memungkinkan memotret dua foto per detik. Banyak foto yang diambil segera setelah satu sama lain sebagai pasangan stereo atau urutan panorama. Perhitungan (satu per 50 detik) didasarkan pada astronot tunggal di permukaan, dan itu tidak memperhitungkan bahwa ada dua astronot yang berbagi beban kerja selama Extra-vehicular activity (EVA).
*) Terdapat objek (batu) dengan huruf "C" pada misi Apollo 16. Ini mungkin label studio.
Objek berbentuk "C" kemungkinan besar adalah ketidaksempurnaan dalam pencetakan dan itu tidak muncul dalam film asli dari kamera. Telah dikemukakan bahwa "C" adalah sehelai rambut melingkar yang tersangkut di kertas, ketika foto itu sedang diproses..
*) Seorang warga Perth, Australia Barat, wanita bernama Una Ronald (nama samaran yang dibuat oleh penulis sumber), mengatakan bahwa selama dua atau tiga detik dia melihat botol Coca-Cola menggelinding di seperempat kanan bawah layar televisinya saat sedang menampilkan siaran langsung EVA Apollo 11. Dia juga mengatakan bahwa beberapa surat muncul di The West Australian membahas insiden Coca-Cola dalam waktu sepuluh hari dari hari pendaratan di Bulan.
Tidak ada laporan surat kabar atau rekaman semacam itu yang ditemukan. Klaim Ronald hanya diteruskan oleh satu sumber.
Ada juga kekurangan di ceritanya, menyatakan bahwa dia harus begadang untuk menyaksikan langsung pendaratan di Bulan dengan mudah diabaikan oleh banyak saksi di Australia yang menyaksikan pendaratan itu tengah hari.
*) Buku Moon Shot berisi gabungan foto yang jelas dari Alan Shepard memukul bola golf di Bulan dengan astronot lain.
Penerbit buku (tidak bekerja untuk nasa) menciptakan gambar itu karena gambar dari video nyata yang ada terlalu kasar untuk disajikan di bagian gambar buku tersebut.
*) Tampaknya ada "hot spots" di beberapa foto yang terlihat seperti sorotan lampu sorot besar yang digunakan selama misi Apollo.
Foto terkenal (telah diedit) yang memperlihatkan efek lampu sorot |
Lubang pada permukaan Bulan fokus dan memantulkan cahaya seperti bola kaca kecil yang digunakan untuk lapisan tanda-tanda jalan, atau embun di rumput basah. Ini menciptakan cahaya di sekitar bayangan fotografer sendiri ketika muncul dalam sebuah foto.
Permukaan bulan memantulkan cahaya yang ekuivalen dengan lampu pijar seterang 35 watt dan cahaya ini memberikan penerangan tambahan terhadap objek.
Jika astronot berdiri di bawah sinar matahari saat memotret ke tempat teduh, cahaya yang dipantulkan dari pakaian putihnya menghasilkan efek yang sama seperti lampu sorot.
Beberapa foto Apollo yang dipublikasikan secara luas adalah salinan dengan kontras tinggi. Pencahayaan dalam pemindaian transparansi asli umumnya jauh lebih merata. Contohnya seperti gambar di bawah ini :
Foto asli Buzz Aldrin selama misi Apollo 11 |
*) Siapa yang merekam atau memfilmkan Neil Armstrong melangkah ke Bulan ?
Lunar Modul yang melakukannya. Saat masih di tangga, Armstrong mengerahkan Modularized Equipment Stowage Assembly (MESA) dari sisi Lunar Module.
MESA |
Lingkungan
*Astronot tidak bisa selamat dari perjalanannya karena paparan radiasi sabuk Van Allen, keracunan radiasi dan ancaman kesehatan dari sinar kosmik. Beberapa pemercaya teori konspirasi menyatakan bahwa Starfish Prime (uji coba nuklir pada tahun 1962) adalah upaya yang gagal untuk menggangu sabuk Van Allen.
Starfish Prime |
Ada dua sabuk utama Van Allen, sabuk bagian dalam dan bagian luar, dan sabuk ketiga yang sementara (tidak tetap). Sabuk dalam adalah yang paling berbahaya, mengandung proton energik. Sabuk luar memiliki elektron energi yang kurang berbahaya (partikel Beta). Pesawat luar angkasa Apollo melewati sabuk bagian dalam dalam hitungan menit dan sabuk luar dalam hitungan sekitar 1 1⁄2 jam. Para astronot terlindung dari radiasi pengion (radiasi ionizing) oleh lambung kapal alumunium pesawat luar angkasa mereka.
Selain itu, lintasan transfer orbital dari Bumi ke Bulan melalui sabuk dipilih karena untuk mengurangi paparan radiasi. Bahkan, Dr. James Van Allen, penemu radiasi sabuk Van Allen, membantah klaim bahwa tingkat radiasi terlalu berbahaya untuk misi Apollo.
Plait mengutip dosis rata-rata kurang dari 1 rem (10 mSv), yang setara dengan radiasi sekitar yang diterima dengan hidup di permukaan laut selama tiga tahun. Total radiasi yang diterima selama perjalanan itu hampir sama dengan yang diizinkan untuk pekerja di bidang energi nuklir selam setahun dan tidak lebih dari apa yang diterima oleh astronot Space Shuttle.
*) Film di kamera akan tampak berkabut oleh radiasi ini.
Film itu disimpan dalam wadah logam yang menghentikan radiasi dari emulsi film berkabut. Selanjutnya, film dibawa oleh probe bulan tak berawak seperti Lunar Orbiter dan Luna 3 (yang menggunakan proses pengembangan film on-board).
*) Permukaan Bulan pada siang hari sangat panas sehingga kamera film akan meleleh.
Tidak ada atmosfer untuk secara efisien mengikat panas permukaan Bulan ke perangkat (seperti kamera) yang tidak bersentuhan langsung dengannya. Dalam ruang hampa, hanya radiasi yang tersisa sebagai mekanisme perpindahan panas.
Fisika perpindahan panas radiasi sepenuhnya dipahami dan penggunaan yang tepat dari lapisan optik pasif dan cat sudah cukup untuk mengontrol suhu film di dalam kamera.
Suhu Lunar Module dikontrol dengan lapisan serupa yang memberi mereka warna emas. Juga, ketika permukaan Bulan menjadi sangat panas pada siang hari di Bulan, setiap pendaratan Apollo akan dilakukan tak lama setelah matahari terbit di tempat pendaratan. Film ini tidak berada di bawah sinar matahari langsung, jadi tidak terlalu panas.
*) Awak Apollo 16 tidak bisa selamat dari semburan matahari besar yang menembak ke luar ketika mereka sedang dalam perjalanan ke Bulan.
Tidak ada semburan matahari besar yang terjadi selama penerbangan Apollo 16. Semburan matahari besar terjadi pada Agustus 1972, setelah Apollo 16 kembali ke Bumi dan sebelum penerbangan Apollo 17.
*) Bendera yang ditempatkan di permukaan oleh astronot berkibar meskipun tidak ada angin di Bulan. Ini menunjukkan bahwa itu difilmkan di Bumi dan angin telah menyebabkan bendera itu berkibar. Sibrel mengatakan bahwa itu mungkin disebabkan oleh kipas dalam ruangan yang digunakan untuk menyejukkan para astronot karena sistem pendingin luar angkasa mereka akan terlalu berat di Bumi.
Bendera itu dipasangkan ke sebuah tiang atau pipa berbentuk "L" terbalik atau " Г " sehingga bendera itu tidak terjurai atau menggantung.
Bendera hanya akan berkibar jika para astronot memindahkannya ke posisinya. Tanpa hambatan udara, pergerakan ini menyebabkan sudut bebas bendera mengayun seperti pendulum untuk beberapa waktu. Bendera berkibar karena telah dilipat selama penyimpanan, gelombang kecil bisa disalahartikan sebagai gerakan dalam foto diam. Sebuah video menunjukkan bahwa ketika para astronot melepaskan tiang bendera, bendera bergetar sebentar tetapi kemudian tetap diam.
Teori ini telah di debunk dalam episode MythBusters "NASA Moon Landing".
*) Jejak kaki di Bulan secara tak terduga terjaga dengan baik, meskipun kurangnya kelembapan.
Debu bulan terdiri dari partikel-partikel yang terbentuk dari tabrakan-tabrakan dengan asteroid dan mikrometeorit. Setiap partikel membentuk debu yang memiliki permukaan kasar dan bergerigi. Hal ini menyebabkan sebuah jejak kaki dapat terbentuk dengan baik tanpa air. Ini memungkinkan partikel-partikel debu Bulan saling menempel dan menahan bentuknya dalam ruang hampa. Para astronot menyamakannya dengan "bedak talek atau pasir basah".
Teori ini telah di debunk dalam episode MythBusters "NASA Moon Landing".
*) Pendaratan di Bulan diduga menggunakan panggung suara (sound stage) atau difilmkan di luar gurun terpencil dengan para astronot menggunakan baju zirah atau fotografi slow-motion (teknik perlambatan waktu video, yang membuat gerakan di dalamnya terlihat bergerak lambat) untuk membuat mereka terlihat seperti berada di Bulan.
Ketika miniseri HBO "From the Earth to the Moon", dan adegan dari film "Apollo 13" menggunakan sound stage dan baju besi, sudah jelas bahwa dalam film-film tersebut ketika debu naik, itu tidak cepat menetap, beberapa debu secara singkat membentuk sebuah awan.
Dalam cuplikan film misi Apollo, debu ditendang oleh sepatu bot astronot dan roda Lunar Roving Vehicles naik cukup tinggi karena gravitasi Bulan lebih rendah, dan menetap dengan cepat ke tanah dalam busur parabola yang tidak terganggu karena tidak adanya udara untuk menghentikan debu.
Bahkan jika ada sound stage untuk tipuan pendaratan di Bulan yang memiliki udara yang dipompa keluar, debu akan mencapai tempat di dekat ketinggian dan lintasan seperti dalam cuplikan film Apollo karena gravitasi Bumi yang lebih besar.
Selama misi Apollo 15, David Scott melakukan eksperimen dengan menjatuhkan palu dan bulu elang pada saat yang bersamaan. Keduanya jauh pada tingkat yang sama dan menyentuh tanah pada saat yang bersamaan. Ini membuktikan bahwa dia berada dalam ruang hampa.
Teori ini telah di debunk dalam episode MythBusters "NASA Moon Landing".
Foto para astronot ketika sedang berlatih di Bumi dengan perlengkapan misi mereka mungkin dianggap oleh pemercaya konspirasi sebagai bukti bahwa pendaratan di Bulan sebenarnya dilakukan di sebuah studio di Bumi.
Masalah mekanis
*) Lunar Module tidak membuat kawah ledakan atau tanda debu yang menyebar.
Ribuan kaki di atas permukaan bulan, Lunar Lander mengurangi kekuatan semburannya hingga hanya tinggal 3.000 pon. Kekuatannya dikurangkan lagi ketika tinggal beberapa kaki di atas permukaan bulan.
Tidak ada kawah yang harus diharapkan. Descent Propulsion System (DPS) dengan daya dorong 10.000 pon ditekan sangat jauh ke bawah sebelum pendaratan terakhir. Lunar Module tidak lagi cepat melambat, sehingga mesin descent hanya harus mendukung berat Lander nya sendiri, yang dikurangi oleh gravitasi Bulan dan oleh bahan bakar descent.
Pada saat mendarat, mesin dorong dibagi oleh area keluar nozzle hanya sekitar 10 kilopascals (1.5 PSI). Di luar mesin nozzle, gumpalan menyebar, dan tekanan turun sangat cepat. Gas buang roket mengembang jauh lebih besar setelah meninggakan mesin nozzle dalam ruang hampa daripada di atmosfer. Pengaruh atmosfer pada gumpalan roket dapat dengan mudah dilihat dalam peluncuran roket dari Bumi, ketika roket naik menembus atmosfer yang menipis, gas buang yang bertambah lebar sangat mudah terlihat.
Untuk mengurangi hal ini, mesin roket yang dibuat untuk hampa udara memiliki nozzle berbentuk lonceng yang lebih panjang daripada yang dibuat untuk digunakan di Bumi, tetapi mereka masih tidak bisa menghentikan penyebaran ini. Gas buang Lander, meluas dengan cepat jauh di luar lokasi pendaratan. Mesin descent menyebarkan banyak debu permukaan yang sangat halus seperti yang terlihat pada film 16mm dari setiap pendaratan, dan banyak komandan misi berbicara tentang pengaruhnya yang dapat dilihat dan diamati dengan jelas.
Lander umumnya bergerak secara horizontal maupun vertikal, dan foto-foto memang menunjukkan area yang dibersihkan sepanjang jalur pendaratan terakhir. Permukaan bulan tidak hanya terdiri dari debu saja, tetapi ada materi keras seperti Regolith. Regolith bulan sangat tersusun rapat, sehingga mustahil bagi hembusan mesin descent untuk membuat sebuah "kawah".
Ledakan kawah diukur di bawah Apollo 11 Lander menggunakan panjang bayangan bell mesin descent dan perkiraan jumlah yang dipasang oleh roda pendaratan dan seberapa dalam footpads Lander telah menekan permukaan Bulan dan ditemukan bahwa mesin telah mengikis Regolith antara 4 dan 6 inci keluar dari bawah mesin bell nozzle selama pendaratan dan pendaratan terakhir.
*) Tahap kedua peluncuran roket dan/atau tahap ascent Lunar Module tidak membuat api terlihat menyala.
Lunar Module menggunakan bahan bakar Aerozine 50 (bahan bakar) dan dinitrogen tetroxide (pengoksidasi), dipilih untuk kesederhanaan dan keandalan, mereka menyala secara hypergolically (menyala secara spontan saat bersentuhan), setelah kontak, tanpa membutuhkan percikan api. Bahan bakar ini menghasilkan gas buangan yang hampir transparan. Bahan bakar yang sama digunakan oleh inti roket American Titan II. Transparansi dari gumpalan mereka terlihat jelas dalam foto peluncuran.
Gumpalan dari mesin roket yang ditembakkan dalam ruang hampa menyebar sangat cepat ketika mereka meninggalkan mesin nozzle, semakin mengurangi jarak penglihatan mereka. Pada akhirnya, mesin roket sering dijalankan "penuh" untuk memperlambat korosi internal. Di Bumi, pembakaran bahan bakar berlebih dalam kontak dengan oksigen di atmosfer, meningkatkan nyala api yang terlihat. Hal ini tidak dapat terjadi dalam ruang hampa.
*) Berat Lunar Module adalah 17 ton dan tidak ada jejaknya di debu Bulan, namun jejak kaki manusia dapat terlihat di samping mereka.
Di permukaan Bumi, Apollo 11's fueled and crewed Lunar Module, Eagle, akan memiliki berat sekitar 17 ton pendek (15,300 kg). Di permukaan Bulan, bagaimanapun, setelah mengeluarkan bahan bakar dan oksidator pada descent nya dari orbit Bulan, berat Lander nya sekitar 1,224 kg. Para astronot jauh lebih ringan daripada Lander, namun sepatu bot mereka jauh lebih kecil dari Lander, seluas sekitar 3 kaki (91 cm).
Tekanan (atau gaya per satuan luas) daripada massa menentukan jumlah kompresi regolith. Dalam beberapa foto, Footpads menekan relogith, terutama ketika mereka bergerak ke samping pendaratan. (Tekanan bantalan di bawah pijakan kaki footpad Apollo 11, dengan Lander sekitar 44 kali berat astronot yang dikonfigurasi dengan EVA, akan memiliki kekuatan yang sama dengan tekanan bantalan yang diberikan oleh sepatu bot astronot).
*) Unit pendingin udara yang merupakan bagian dari pakaian astronot tidak dapat bekerja di lingkungan tanpa astmosfer.
Unit pendingin hanya akan bekerja dalam ruang hampa. Air dari tangki di ransel mengalir keluar melalui pori-pori kecil di pelat logam sublimator di mana dengan cepat menguap ke luar angkasa. Hilangnya penguapan panas membekukan air yang tersisa, membentuk lapisan es di bagian luar pelat yang juga disublimasikan ke ruang angkasa (berputar dari padat langsung ke gas). Lingkaran air yang terpisah mengalir melalui LCG (Liquid Cooling Garment) yang dipakai oleh astronot, membawa limbah panasnya ke sublimator di mana itu didinginkan dan kembali ke LCG. Dua belas pon (5,4 kg) air umpan memberi sekitar delapan jam pendinginan, karena ukurannya dalam jumlah besar, sering kali ini merupakan konsumsi yang membatasi panjang sebuah EVA.
Transmisi :
*) Seharusnya ada lebih dari penundaaan selama dua detik dalam komunikasi antara Bumi dan Bulan, pada jarak 400,000 km.
Waktu tempuh perjalanan bolak-balik lebih dari dua detik adalah jelas dalam semua rekaman real-time dari audio lunar, tetapi ini tidak selalu muncul seperti yang diharapkan. Mungkin juga ada beberapa film dokumenter di mana penundaan telah diedit. Alasan untuk mengedit audio mungkin untuk membatasi waktu atau demi minat kejelasan.
*) Penundaan dalam komunikasi biasanya sekitar 0,5 detik.
Klaim bahwa penundaan hanya setengah detik (0,5 detik) tidak benar, seperti yang ditunjukkan dalam pemeriksaan rekaman asli. Juga, tidak boleh ada penundaan waktu yang konsisten di antara setiap respon, karena percakapan sedang direkam di salah satu ujung (Mission Control). Respon dari Mission Control dapat didengar tanpa penundaan, karena rekaman itu sedang dibuat pada saat yang sama ketika Houston menerima transmisi dari Bulan.
*) The Parkes Observatory di Australia mengumumkan kepada dunia selama berminggu-minggu sebagai tempat yang akan menyampaikan komunikasi dari moonwalk pertama. Bagaimanapun, lima jam sebelum transmisi, mereka diperintahkan untuk mengundurkan diri.
Waktu dari moonwalk pertama diubah setelah pendaratan. Faktanya, penundaan dalam memulai moonwalk berarti bahwa Parkes benar-benar mengulas hampir seluruh moonwalk Apollo 11.
*) Parkes seharusnya memiliki video feed paling jelas dari Bulan, tetapi media Australia dan sumber lain yang diketahui menjalankan live feed dari Amerika Serikat.
Sementara itu adalah rencana awal, dan, menurut beberapa sumber, kebijakan resmi, Australian Broadcasting Commission (ABC) memang mengambil transmisi langsung dari Parkers dan Honeysuckle Creek radio telescopes. Ini dikonversi ke televisi NTSC di Paddington, di Sydney. Ini berarti bahwa pemirsa Australia melihat moonwalk beberapa detik sebelum bagian dunia lainnya.
*) Sinyal lebih baik seharusnya diterima di Parkes Laboratory ketika Bulan berada di sisi berlawanan dari planet ini.
Ini tidak didukung oleh bukti dan catatan terperinci dari misi.
Data yang hilang :
Cetak biru (Blueprints), desain dan gambar pengembangan dari mesin yang terlibat hilang. Data kaset Apollo 11 berisi telemetri dan video berkualias tinggi (sebelum konversi scan dari slow-scan TV ke TV standar) dari moonwalk pertama juga hilang.
Kaset
Dr. David R. Williams (juru arsip NASA di Goddard Space Flight Center) dan direktur penerbangan Apollo 11 Eugene F. Kranz sama-sama mengakui bahwa kaset data telemetri hilang. Pemercaya teori konspirasi melihat ini sebagai bukti bahwa kaset itu tidak pernah ada.
Kaset telemetri Apollo 11 berbeda dengan telemetri pendaratan di Bulan lainnya karena rekaman itu mengandung raw television broadcast. Untuk alasan teknis, Lander Apollo 11 membawa kamera slow-scan television (SSTV).
Untuk menyiarkan gambar ini ke televisi biasa, konversi pemindaian harus dilakukan.
Radio teleskop di Parkes Observatory di Australia dapat menerima telemetri dari Bulan pada saat moonwalk Apollo 11. Parkes memiliki antena yang jauh lebih besar dari antena NASA, jadi bisa mendapat gambar yang lebih baik. Ia juga menerima gambar yang lebih baik dari antena NASA di Goldstone Deep Space Communications Complex.
Sinyal TV langsung ini, bersama data telemetri, direkam ke pita analog empat belas inci di Parkes. Transmisi SSTV asli memiliki detail dan kontras yang lebih baik daripada gambar hasil pemindaian, dan kaset inilah yang hilang.
Konversi pemindaian real-time SSTV mentah dilakukan di Australia sebelum disiarkan ke seluruh dunia. Namun, masih ada foto dari gambar SSTV yang asli. Sekitar 18 menit gambar itu difilmkan oleh camera film 8mm.
Misi Apollo kemudian tidak menggunakan SSTV. Setidaknya beberapa kaset telemetri dari percobaan ilmiah ALSEP yang ditinggalkan di Bulan (yang berlangsung hingga 1977) masih ada, menurut Dr. Williams.
Beberapa mantan astronot Apollo ingin menemukan rekaman tersebut untuk anak cucu mereka, sementara insinyur NASA percaya bahwa kaset tersebut mungkin berguna untuk studi desain mereka.
Pada November 2006, COSMOS Online melaporkan bahwa sekitar 100 data kaset yang direkam di Australia selama misi Apollo 11 telah ditemukan di laboratorium kecil ilmu kelautan di gedung fisika Curtin University of Technology, Peth, Australia. Salah satu kaset lama telah dikirim ke NASA untuk dianalisis. Gambar televisi slow-scan tidak ada dalam kaset tersebut.
Pada Juli 2009, NASA mengindikasikan bahwa rekaman asli Apollo 11 pasti sudah terhapus bertahun-tahun yang lalu.
Pada Desember 2009, NASA mengeluarkan laporan akhir tentang kaset telemetri Apollo 11. Insinyur senior Dick Nafzger, yang bertanggung jawab atas rekaman TV langsung selama misi Apollo, ditugaskan untuk proyek restorasi.
Setelah pencarian selama tiga tahun, "kesimpulan yang tak terhindarkan" adalah bahwa sekitar 45 kaset (diperkirakan 15 kaset yang direkam masing-masing dari tiga stasiun pelacak) dari video Apollo 11, dihapus dan digunakan kembali.
Pada ulang tahun ke-40 pendaratan Apollo 11, Lowry Digital telah ditugaskan untuk memulihkan rekaman yang masih bertahan.
Lowry Digital mengatakan bahwa "Ini adalah jauh dan jauh dari gambar dengan kualitas terendah" yang ditangani oleh perusahaan.
Nafzger memuji Lowry karena dapat memulihkan "kerenyahan" pada video Apollo, yang akan tetap hitam putih dan mengandung perangkat digital tambahan yang konservatif. Proyek restorasi senilai US$230,000 membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk diselesaikan (tidak termasuk perbaikan kualitas suara).
Beberapa rekaman pilihan yang telah dipulihkan dalam definisi tinggi telah tersedia di situs web NASA.
Cetak biru (Blueprints)
Situs Xenophilia.com mendokumentasikan klaim hoax bahwa cetak biru untuk roket Saturn V, Apollo Lunar Module (LM), Lunar Roving Vehicle (LRV), dan peralatan terkait, telah hilang.
Ada beberapa diagram Lunar Module dan Lunar Roving Vehicle di situs NASA dan Xenophilia.com. Grummam tampaknya telah menghancurkan sebagian besar dokumentasi Lunar Module mereka, namun salinan cetak biru Saturn V tetap ada pada microfilm.
Empat Lunar Roving Vehicle layak misi dibangun oleh Boeing. Tiga dari mereka dibawa ke Bulan pada Apollo 15, 16, dan 17, dan ditinggalkan di sana. Setelah Apollo 18 dibatalkan, Lunar Roving Vehicle lainnya digunakan untuk suku cadang misi Apollo 15 hingga 17.
Operasi manual untuk Lunar Roving Vehicle berisi beberapa gambaran detail, meskipun itu bukan cetak biru.
Teknologi :
Bart Sibrel mengutip tingkat relatif Amerika Serikat dan teknologi luar angkasa USSR (Uni Soviet) sebagai bukti bahwa pendaratan di Bulan tidak mungkin terjadi.
Sebagian besar tahap awal dari Space Race, Uni Soviet berada di depan Amerika Serikat, namun pada akhirnya, Uni Soviet tidak pernah bisa menerbangkan kapal berawak ke Bulan, apalagi mendaratkan satu orang di permukaannya.
Dikatakan bahwa, karena Uni Soviet tidak dapat melakukan ini, Amerika Serikat juga seharusnya tidak dapat mengembangkan teknologi untuk melakukan hal tersebut.
Sebagai contoh, ia mengklaim bahwa, selama program Apollo, Uni Soviet memiliki lima kali lebih banyak jam berawak di luar angkasa daripada Amerika Serikat, dan mencatat bahwa Uni Soviet adalah yang pertama mencapai banyak kejadian penting di luar angkasa. Seperti :
Satelit buatan manusia pertama di orbit (Sputnik 1 - Oktober 1957)
Makhluk hidup pertama di orbit (anjing bernama Laika - November 1957)
Manusia pertama di luar angkasa dan di orbit (Yuri Gagarin, Vostok 1 - April 1961).
Wanita pertama di luar angkasa (Valentina Tereshkova, Vostok 6 - Juni 1963).
Dan spacewalk (EVA) pertama (Alexei Leonov, Voskhod 2 - Maret 1965).
Pada tahun 1965, Amerika Serikat mulai meraih banyak pengalaman pertama (seperti suksesnya space rendezvous pertama), yang merupakan langkah penting dalam misi ke Bulan.
Pada saat peluncuran penerbangan Apollo berawak pertama yang mengorbit Bumi (Apollo 7), Uni Soviet hanya membuat sembilan penerbangan luar angkasa, dibandingkan dengan Amerika Serikat yang telah mencapai enam belas penerbangan.
Dalam hal jam pesawat luar angkasa, Uni Soviet memiliki 640 jam penerbangan luar angkasa, dan Amerika Serikat memiliki 1.024 jam. Dalam hal waktu kosmonot/astronot, Uni Soviet memiliki 534 jam penerbangan luar angkasa berawak sedangkan Amerika Serikat memiliki 1.922 jam.
Pada masa Apollo 11, Amerika Serikat memiliki keunggulan yang jauh lebih luas dari itu.
Selain itu, Uni Soviet tidak mengembangkan roket yang mampu menjalankan misi berawak ke Bulan hingga tahun 1980an. Roket N1 mereka gagal pada semua empat upaya percobaan mereka antara tahun 1969 dan 1972. Lunar lander Soviet diuji pada penerbangan tak berawak orbit rendah Bumi sebanyak tiga kali pada 1970 dan 1971.
Dalam sebuah program televisi tentang tuduhan hoax pendaratan di Bulan, Fox Entertainment Group mencatat kematian sepuluh astronot dan dua warga sipil yang terkait dengan program pesawat luar angkasa berawak sebagai orang yang mungkin telah tewas sebagai bagian daripada menutup-nutupi konspirasi tersebut.
Nama-nama itu di antaranya :
Dua dari mereka, pilot X-15 Mike Adams dan pilot MOL (Manned Orbiting Laboratory) Robert Lawrence, tidak memiliki hubungan dengan program luar angkasa berawak sipil yang merupakan bagian dari Apollo.
Semua kematian di atas di samping Welch, terjadi setidaknya 20 bulan sebelum Apollo 11 dan penerbangan selanjutnya.
Pada Juni 1977, NASA mengeluarkan lembar fakta yang menanggapi klaim bahwa pendaratan Apollo di Bulan telah dipalsukan. Lembar fakta itu secara terang-terangan menganggap gagasan memalsukan pendaratan di Bulan sebagai hal yang tidak masuk akal dan aneh.
NASA menunjuk bebatuan dan partikel yang dikumpulkan dari Bulan sebagai bukti legitimasi program Apollo, karena mereka mengklaim bahwa bebatuan ini tidak mungkin terbentuk dalam kondisi di Bumi.
NASA juga mencatat bahwa semua operasi dan tahap dari program Apollo diikuti secara ketat dan di bawah pengawasan media, dari lepas landai atau peluncuran (liftoff) sampai splashdown (penurunan kembali pesawat luar angkasa di laut dengan bantuan parasut).
NASA menanggapi buku Bill Kaysing We Never Went to the Moon, dengan mengidentifikasi salah satu klaim tentang kurangnya kawah yang tersisa di permukaan Bulan oleh pendaratan Lunar Module, dan menyanggahnya dengan fakta tentang tanah dan sifat kohesif dari permukaan Bulan.
Lembar fakta diterbitkan kembali pada 14 Februari 2001, sehari sebelum televisi FOX menyiarkan Conspiracy Theory : Did We Land on the Moon ?, film dokumentasi yang kembali menghidupkan minat publik terhadap teori dan kemungkinan bahwa pendaratan di Bulan telah dipalsukan.
Dugaan keterlibatan Stanley Kubrick
Stanley Kubrick dituduh telah banyak menghasilkan banyak rekaman dari Apollo 11 dan Apollo 12.
Hal itu mungkin karena dia baru saja menyutradarai 2001: A Space Odyssey, yang sebagian ceritanya mengambil tempat di Bulan dan menampilkan efek khusus yang canggih.
Telah diklaim bahwa ketika 2001: A Space Odyssey berada dalam pasca-produksi pada awal 1968, NASA secara rahasia mendekati Kubrick untuk menyutradarai tiga pendaratan pertama di Bulan.
Peluncuran dan splashdown akan menjadi hal yang nyata, sedangkan pesawat luar angkasanya akan tetap berada di orbit Bumi dan rekaman palsu akan disiarkan sebagai "live from the Moon".
Tidak ada bukti yang mengusulkan teori ini, yang mengabaikan banyak fakta. Misalnya, film 2001: A Space Odyssey dirilis sebelum pendaratan pertama Apollo dan penggambaran Kubrick mengenai permukaan Bumi sangat berbeda dengan penggambaran di video, film, dan fotografi misi Apollo.
Kubrick memang merekrut Frederick Ordway dan Harry Lange (keduanya telah bekerja untuk NASA) dan kontraktor utama di Aerospace, untuk bekerja dengannya di 2001: A Space Odyssey.
Kubrick juga menggunakan beberapa lensa 50 mm f/0.7 yang tersisa dari beberapa yang dibuat oleh Zeiss untuk NASA. Bagaimanapun, Kubrick hanya mendapat lensa ini untuk film Barry Lyndon (1975). Lensa itu awalnya adalah lensa foto dan perubahan dibutuhkan agar lensa itu bisa digunakan untuk motion filming.
Mokumentary asal Prancis yang disutradai oleh William Karel awalnya akan ditayangkan di saluran Arte tahun 2002 dengan judul Opération Lune.
Itu merupakan parodi dari teori konspirasi dengan interview palsu, cerita mengenai pembunuhan asisten Stanley Kubrick oleh CIA, dan berbagai kesalahan mencolok, permainan kata-kata, dan referensi untuk karakter film lama, dimasukkan ke dalam film sebagai petunjuk untuk pemirsa.
Film Moonwalkers (2015) adalah film tentang kisah fiksi klaim Agen CIA atas keterlibatan Kubrick.
Pada Desember 2015, muncul sebuah video yang diduga berisi Kubrick sedang diwawancara tidak lama sebelum kematiannya pada tahun 1999. Video itu memperlihatkan Kubrick mengaku kepada T. Patrick Murray bahwa pendaratan Apollo di Bulan telah dipalsukan.
Bagaimanapun, video itu dengan cepat ditemukan, dan dianggap sebagai hoax atau tipuan.
Pada tahun 2002, NASA memberikan US$15,000 ke James Oberg untuk menulis bantahan poin demi poin klaim hoax. Bagaimanapun, NASA membatalkan komisi tersebut pada akhir tahun, Oberg mengatakan bahwa ia bermaksud untuk menyelesaikan buku tersebut.
Pada November 2002, Peter Jennings mengatakan "NASA akan menghabiskan beberapa ribu dolar untuk membuktikan kepada beberapa orang bahwa Amerika Serikat memang mendaratkan manusia di Bulan," dan "NASA begitu bingung, (mereka) menyewa (seseorang) untuk menulis sebuah buku yang menyangkal para ahli teori teori konspirasi."
Oberg mengatakan bahwa kepercayaan dalam teori hoax bukan kesalahan dari pemercaya teori konspirasi, melainkan dari guru dan orang-orang (termasuk NASA) yang harus menyediakan informasi kepada publik.
Sebuah episode dari MythBusters di bulan Agustus tahun 2008 didedikasikan untuk pendaratan di Bulan.
Kru MythBusters menguji banyak klaim dari para pendukung teori konspirasi. Beberapa di antaranya dilakukan di fasilitas pelatihan NASA.
Semua klaim pemercaya konspirasi yang diperiksa di acara itu diberi label telah "Busted", yang berarti bahwa klaim para pendukung konspirasi itu tidak benar.
Bukti pihak ketiga pendaratan di Bulan :
Pencitraan lokasi pendaratan
Para pemercaya teori konpsirasi pendaratan di bulan mengklaim bahwa observatorium dan teleskop luar angkasa (Hubble Space Telescope) seharusnya bisa memotret lokasi pendaratan. Ini menyiratkan bahwa observatorium utama dunia (serta Program Hubble) terlibat dalam hoax dengan menolak mengambil foto dari lokasi pendaratan.
Foto Bulan telah diambil oleh Hubble, termasuk setidaknya dua lokasi pendaratan, tetapi resolusi Hubble membatasi tampilan objek Bulan untuk ukuran tidak lebih kecil dari 55-69 meter, sebuah resolusi yang tidak cukup untuk melihat lokasi pendaratan.
Pada April 2001, Leonard David menerbitkan sebuah artikel di space.com yang memperlihatkan foto yang diambil oleh misi Clementine, yang menunjukkan sebuah titik atau bercak gelap yang menyebar di lokasi yang dikatakan oleh NASA sebagai Lander Apollo 15.
Pada tahun 2002, Alex R. Blackwell dari University of Hawaii menunjukkan beberapa foto yang diambil oleh astronot Apollo, saat di orbit sekitar Bulan yang menunjukkan tempat pendaratan.
The Daily Telegraph menerbitkan sebuah cerita di tahun 2002 mengatakan bahwa para astronom Eropa di Very Large Telescope (VLT) akan menggunakannya untuk melihat situs pendaratan.
Menurut artikel itu, Dr. Richard West mengatakan bahwa timnya akan mengambil "gambar resolusi tinggi dari salah satu lokasi pendaratan Apollo."
Marcus Allen, seorang pemercaya teori konspirasi menjawab bahwa tidak ada foto hardware (perangkat keras, barang logam atau besi) di Bulan yang akan meyakinkannya bahwa pendaratan berawak telah terjadi.
Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) meluncurkan SELENE Moon orbiter mereka pada 14 Septembe 2007, dari Tanegashima Space Center.
SELENE mengorbit Bulan pada ketinggian sekitar 100 km. Pada Mei 2008, JAXA melaporkan telah mendeteksi "halo" yang dihasilkan oleh mesin exhaust Lunar Module Apollo 15 dari Terrain Camera image. Hasil rekonstruksi foto tiga dimensi juga cocok dengan hamparan tanah dari Apollo 15 yang diambil dari permukaan.
Pada 17 Juli 2009, NASA merilis foto tes beresolusi rendah dari lokasi pendaratan Apollo 11, Apollo 14, Apollo 15, Apollo 16 dan Apollo 17 yang telah difoto oleh Lunar Reconnaissance Orbiter sebagai bagian dari proses memulai misi utama.
Foto-foto itu menunjukkan tahap pendaratan Lander dari setiap misi di permukaan Bulan.
Foto lokasi pendaratan dari Apollo 14 juga menunjukkan jalur yang dibuat oleh astronot antara ALSEP (Apollo Lunar Surface Experiments Package) dan Lander.
Foto dari lokasi pendaratan Apollo 12 dirilis oleh NASA pada 3 September 2009.
Intrepid lander descent stages, ALSEP, Surveyor 3, dan jalan tapak astronot semuanya dapat terlihat.
Sementara gambar LRO (Lunar Reconnaissance Orbiter) telah dinikmati oleh komunitas ilmiah secara keseluruhan, mereka belum melakukan apa pun untuk meyakinkan para pemercaya konspirasi bahwa pendaratan di Bulan memang terjadi.
Pada 1 September 2009, India's lunar mission Chandrayaan-1 mengambil foto lokasi pendaratan Apollo 15 dan lintasan Lunar Rover. Indian Space Research Organisation meluncurkan probe bulan tak berawak pada 8 September 2008 (IST) dari Satish Dhawan Space Centre.
Foto-foto itu diambil oleh hyperspectral camera (pencitraan hiperspektral) yang dipasang sebagai bagian dari mission image payload.
Probe lunar kedua Cina, Chang'e 2, yang diluncurkan pada tahun 2010, dapat memotret permukaan Bulan dengan resolusi tinggi hingga 1,3 meter, dan dapat melihat jejak pendaratan Apollo.
Batuan Bulan
Program Apollo mengumpulkan 380 kg batuan Bulan dengan lebih dari 2.000 sampel yang terpisah selama enam misi berawak.
Analisis para ilmuwan dari seluruh dunia setuju bahwa batu-batu ini berasal dari Bulan (tidak ada laporan yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah peer-review yang ada untuk membantah klaim ini).
Sampel Apollo mudah dibedakan dari meteorit dan batuan Bumi, karena sampel itu terbentuk di lingkungan tanpa oksigen, dan memiliki ciri-ciri geokimia yang unik.
Sebagian besar berusia lebih dari 200 juta tahun, lebih tua dari batuan Bumi tertua. Batuan Bulan juga memiliki sifat yang sama dengan sampel Soviet. Mustahil bagi NASA untuk mampu membuat batu Bulan tiruan mengingat batuan Bulan memiliki karakteristik yang unik.
Para pemercaya konspirasi berpendapat bahwa Marshall Space Flight Center Director, Wernher von Braun melakukan perjalanan ke Antartika pada tahun 1967 (sekitar dua tahun sebelum peluncuran Apollo 11), untuk mengumpulkan meteorit yang nantinya digunakan sebagai batuan Bulan palsu (Antartika adalah tempat paling banyak ditemukannya meteorit).
Karena von Braun adalah mantan perwira SS (Schutzstaffel), film dokumenter Did We Go ? menduga bahwa dia dapat tekanan untuk menyetujui konspirasi untuk melindungi dirinya dari tuduhan di masa lalu.
NASA mengatakan bahwa misi von Braun adalah "untuk melihat faktor lingkungan dan logistik yang mungkin berhubungan dengan perencanaan misi luar angkasa, dan perangkat keras."
NASA terus mengirim tim untuk bekerja di Antartika, untuk meniru kondisi seperti berada di planet lain.
Meteorit bulan sangat langka sehingga tidak mungkin dapat menjelaskan 380 kg batuan Bulan yang dikumpulkan NASA antara tahun 1969 dan 1972. Meteorit Bulan yang telah ditemukan di Bumi sejauh ini hanya sekitar 30 kg, meskipun kolektor dan lembaga pemerintah swasta di seluruh dunia telah mencarinya selama lebih dari 20 tahun.
Sementara misi Apollo berhasil mengumpulkan 380 kg batuan Bulan, robot Soviet Luna 16, Luna 20 dan Luna 24 hanya mengumpulkan 326 gram yang digabungkan (yaitu kurang dari seperseribu).
Jika NASA menggunakan teknologi robot yang serupa, maka diperlukan sekitar 300 dan 2000 misi robot untuk mengumpulkan jumlah batuan Bulan yang saat ini dipegang oleh NASA.
Pada susunan batuan Bulan, Kaysing bertanya :
"Mengapa tidak pernah menyebutkan emas, perak, berlian atau logam mulia lainnya di Bulan ? bukankan ini pertimbangan yang layak ? Mengapa fakta ini tidak pernah dibahas [SIC] di pers atau oleh astronot ?"
Ahli geologi menyadari bahwa endapan emas dan perak di Bumi adalah hasil dari cairan hidrotermal yang mengkonsentrasikan logam mulia menjadi urat-urat bijih (vein). Sejak tahun 1969, air dipercaya tidak ada di Bulan, tidak ada ahli geologi yang membahas kemungkinan ditemukannya air dalam jumlah besar di Bulan.
Misi yang dilacak oleh pihak independen
Selain dari NASA, sejumlah kelompok dan individu telah melacak misi Apollo ketika itu terjadi. Pada misi selanjutnya, NASA merilis informasi ke publik yang menjelaskan posisi di mana dan kapan pesawat luar angkasa bisa terlihat.
Jalur penerbangan mereka dilacak menggunakan radar dan dilihat, serta difoto menggunakan teleskop. Transmisi radio antara astronot di permukaan dan di orbit juga direkam secara independen.
Retroreflectors
Kehadiran retroreflectors (cermin di Bulan yang digunakan sebagai target untuk laser pelacakan berbasis Bumi) dari Laser Ranging Retroreflector Experiment (LRRR) menjadi bukti bahwa pendaratan di Bulan memang terjadi.
Lick Observatory mencoba mendeteksi retroreflector Apollo 11 sementara Armstrong dan Aldrin masih di Bulan, tetapi tidak berhasil sampai 1 Agustus 1969.
Astronot Apollo 14 menyebarkan retroreflector pada 5 Februari 1971, dan McDonald Observatory mendeteksinya pada hari yang sama.
Pada 31 Juli 1971, retroreflector disebarkan oleh Apollo 15 dan dideteksi oleh McDonald Observatory dalam beberapa hari. Retroreflector berukuran yang lebih kecil juga diletakkan di Bulan oleh Rusia, mereka terikat pada rover luar tak berawak, rovers Lunokhod 1 dan Lunokhod 2.
Pendapat publik
Dalam sebuah survei pendapat oleh The Washington Post pada tahun 1944, 9% responden mengatakan bahwa mungkin astronot tidak pergi ke Bulan dan 5% lainnya tidak yakin. Pada tahun 1999 Gallup Poll (jajak pendapat Gallup) menemukan bahwa 6% orang Amerika yang disurvei meragukan terjadinya pendaratan di Bulan dan 5% dari mereka yang disurvei tidak memiliki pendapat.
Pejabat Fox Network mengatakan bahwa skeptisisme meningkat sekitar 20% setelah penayangan Conspiracy Theory : Did We Land on the Moon ? pada Februari 2001, yang dilihat oleh sekitar 15 juta pemirsa. Penayangan tersebut dianggap telah mempromosikan klaim tipuan seputar pendaratan di Bulan.
Survei tahun 2000 yang dilakukan oleh Public Opinion Foundation di Rusia menemukan bahwa 28% dari mereka yang disurvei tidak percaya bahwa astronot Amerika telah mendarat di Bulan, dan persentase ini kurang lebih sama di semua kelompok sosial demografi.
Pada tahun 2009, sebuah survei yang diadakan oleh majalah Engineering & Technology Inggris menemukan bahwa 25% dari mereka yang disurvei tidak percaya bahwa manusia mendarat di Bulan. Survei lainnya menyebutkan bahwa 25% dari orang berusia 18 hingga 25 tahun yang disurvei tidak yakin bahwa pendaratan itu terjadi.
Ada cabang kebudayaan (subkultur) di seluruh dunia yang menganjurkan keyakinan bahwa pendaratan di Bulan telah dipalsukan.
Pada tahun 1977, majalah Hare Krishna Back to Godhead menyebut pendaratan itu sebagai suatu kebohongan, mengklaim bahwa, sejak Matahari berjarak 93,000,000 mil jauhnya, dan "menurut Mitologi Hindu, Bulan berada 800,000 mil lebih jauh dari itu", Bulan akan hampir sejauh 94,000,000 mil jauhnya, untuk menempuh rentang waktu itu dalam 91 jam, akan membutuhkan kecepatan lebih dari satu juta mil per jam, "sebuah hal yang mustahil bahkan oleh perhitungan para ilmuwan."
James Oberg dari ABC News mengatakan bahwa teori konspirasi diajarkan di sekolah-sekolah Kuba.
Sebuah survei yang dilakukan pada tahun 1970an oleh United States Information Agency di beberapa negara di Amerika Latin, Asia dan Afrika, menemukan bahwa sebagian besar responden tidak menyadari pendaratan di Bulan, banyak dari yang lain menanggapnya sebagai propaganda atau fiksi ilmiah, dan banyak yang berpikir bahwa orang-orang Rusia lah yang mendarat di Bulan.
Sebanyak dua belas astronot (2 astronot untuk masing-masing Apollo) telah mendarat di Bulan dalam rentang 41 bulan melalui enam misi NASA. Orang terakhir yang melangkah di permukaan Bulan adalah Eugene Andrew Cernan (Apollo 17).
Setelah tahun 1972, tidak ada lagi misi ke Bulan karena Amerika mengalami beberapa kali resesi dan minat rakyat Amerika Serikat terhadap program luar angkasa semakin menurun.
Para penganut teori konspirasi mempertanyakan mengapa NASA belum pernah mengirim manusia kembali ke Bulan, karena dengan bantuan teknologi yang lebih maju dan lebih canggih, perjalanan tersebut seharusnya akan lebih mudah dibandingkan dengan perjalanan sebelumnya.
Pertanyaan tersebut kemudian memunculkan teori konspirasi tentang mengapa manusia tidak pernah kembali pergi ke bulan, seperti adanya aktivitas UFO atau koloni makhluk luar angkasa di Bulan (di mana ketika Apollo 17 mendarat di Bulan, mereka diperingatkan oleh makhluk asing untuk jangan pernah kembali menginjakkan kaki di Bulan), dugaan Bulan sebagai kapal luar angkasa, penemuan kapal induk alien dengan mayat humanoid di dalamnya atau dugaan ditemukannya struktur atau peradaban alien di sisi gelap Bulan (Dark Side of the Moon) yang penuh dengan misteri.
(Sumber : wikipedia)
Selama misi Apollo 15, David Scott melakukan eksperimen dengan menjatuhkan palu dan bulu elang pada saat yang bersamaan. Keduanya jauh pada tingkat yang sama dan menyentuh tanah pada saat yang bersamaan. Ini membuktikan bahwa dia berada dalam ruang hampa.
Teori ini telah di debunk dalam episode MythBusters "NASA Moon Landing".
Foto para astronot ketika sedang berlatih di Bumi dengan perlengkapan misi mereka mungkin dianggap oleh pemercaya konspirasi sebagai bukti bahwa pendaratan di Bulan sebenarnya dilakukan di sebuah studio di Bumi.
Buzz Aldrin and Neil Armstrong dalam pelatihan misi Apollo 11 |
Astronot Apollo 16 berlatih untuk misi Lunar Landing |
Masalah mekanis
*) Lunar Module tidak membuat kawah ledakan atau tanda debu yang menyebar.
Ribuan kaki di atas permukaan bulan, Lunar Lander mengurangi kekuatan semburannya hingga hanya tinggal 3.000 pon. Kekuatannya dikurangkan lagi ketika tinggal beberapa kaki di atas permukaan bulan.
Tidak ada kawah yang harus diharapkan. Descent Propulsion System (DPS) dengan daya dorong 10.000 pon ditekan sangat jauh ke bawah sebelum pendaratan terakhir. Lunar Module tidak lagi cepat melambat, sehingga mesin descent hanya harus mendukung berat Lander nya sendiri, yang dikurangi oleh gravitasi Bulan dan oleh bahan bakar descent.
Pada saat mendarat, mesin dorong dibagi oleh area keluar nozzle hanya sekitar 10 kilopascals (1.5 PSI). Di luar mesin nozzle, gumpalan menyebar, dan tekanan turun sangat cepat. Gas buang roket mengembang jauh lebih besar setelah meninggakan mesin nozzle dalam ruang hampa daripada di atmosfer. Pengaruh atmosfer pada gumpalan roket dapat dengan mudah dilihat dalam peluncuran roket dari Bumi, ketika roket naik menembus atmosfer yang menipis, gas buang yang bertambah lebar sangat mudah terlihat.
Untuk mengurangi hal ini, mesin roket yang dibuat untuk hampa udara memiliki nozzle berbentuk lonceng yang lebih panjang daripada yang dibuat untuk digunakan di Bumi, tetapi mereka masih tidak bisa menghentikan penyebaran ini. Gas buang Lander, meluas dengan cepat jauh di luar lokasi pendaratan. Mesin descent menyebarkan banyak debu permukaan yang sangat halus seperti yang terlihat pada film 16mm dari setiap pendaratan, dan banyak komandan misi berbicara tentang pengaruhnya yang dapat dilihat dan diamati dengan jelas.
Lander umumnya bergerak secara horizontal maupun vertikal, dan foto-foto memang menunjukkan area yang dibersihkan sepanjang jalur pendaratan terakhir. Permukaan bulan tidak hanya terdiri dari debu saja, tetapi ada materi keras seperti Regolith. Regolith bulan sangat tersusun rapat, sehingga mustahil bagi hembusan mesin descent untuk membuat sebuah "kawah".
Ledakan kawah diukur di bawah Apollo 11 Lander menggunakan panjang bayangan bell mesin descent dan perkiraan jumlah yang dipasang oleh roda pendaratan dan seberapa dalam footpads Lander telah menekan permukaan Bulan dan ditemukan bahwa mesin telah mengikis Regolith antara 4 dan 6 inci keluar dari bawah mesin bell nozzle selama pendaratan dan pendaratan terakhir.
*) Tahap kedua peluncuran roket dan/atau tahap ascent Lunar Module tidak membuat api terlihat menyala.
Apollo 16 Liftoff dari Bulan pada April 1972 |
Apollo 17 Liftoff dari Bulan pada Desember 1972 |
Lunar Module menggunakan bahan bakar Aerozine 50 (bahan bakar) dan dinitrogen tetroxide (pengoksidasi), dipilih untuk kesederhanaan dan keandalan, mereka menyala secara hypergolically (menyala secara spontan saat bersentuhan), setelah kontak, tanpa membutuhkan percikan api. Bahan bakar ini menghasilkan gas buangan yang hampir transparan. Bahan bakar yang sama digunakan oleh inti roket American Titan II. Transparansi dari gumpalan mereka terlihat jelas dalam foto peluncuran.
Titan II |
Gumpalan dari mesin roket yang ditembakkan dalam ruang hampa menyebar sangat cepat ketika mereka meninggalkan mesin nozzle, semakin mengurangi jarak penglihatan mereka. Pada akhirnya, mesin roket sering dijalankan "penuh" untuk memperlambat korosi internal. Di Bumi, pembakaran bahan bakar berlebih dalam kontak dengan oksigen di atmosfer, meningkatkan nyala api yang terlihat. Hal ini tidak dapat terjadi dalam ruang hampa.
First Stage Apollo 11 yang terlihat menyala dengan jelas |
*) Berat Lunar Module adalah 17 ton dan tidak ada jejaknya di debu Bulan, namun jejak kaki manusia dapat terlihat di samping mereka.
Di permukaan Bumi, Apollo 11's fueled and crewed Lunar Module, Eagle, akan memiliki berat sekitar 17 ton pendek (15,300 kg). Di permukaan Bulan, bagaimanapun, setelah mengeluarkan bahan bakar dan oksidator pada descent nya dari orbit Bulan, berat Lander nya sekitar 1,224 kg. Para astronot jauh lebih ringan daripada Lander, namun sepatu bot mereka jauh lebih kecil dari Lander, seluas sekitar 3 kaki (91 cm).
Tekanan (atau gaya per satuan luas) daripada massa menentukan jumlah kompresi regolith. Dalam beberapa foto, Footpads menekan relogith, terutama ketika mereka bergerak ke samping pendaratan. (Tekanan bantalan di bawah pijakan kaki footpad Apollo 11, dengan Lander sekitar 44 kali berat astronot yang dikonfigurasi dengan EVA, akan memiliki kekuatan yang sama dengan tekanan bantalan yang diberikan oleh sepatu bot astronot).
*) Unit pendingin udara yang merupakan bagian dari pakaian astronot tidak dapat bekerja di lingkungan tanpa astmosfer.
Unit pendingin hanya akan bekerja dalam ruang hampa. Air dari tangki di ransel mengalir keluar melalui pori-pori kecil di pelat logam sublimator di mana dengan cepat menguap ke luar angkasa. Hilangnya penguapan panas membekukan air yang tersisa, membentuk lapisan es di bagian luar pelat yang juga disublimasikan ke ruang angkasa (berputar dari padat langsung ke gas). Lingkaran air yang terpisah mengalir melalui LCG (Liquid Cooling Garment) yang dipakai oleh astronot, membawa limbah panasnya ke sublimator di mana itu didinginkan dan kembali ke LCG. Dua belas pon (5,4 kg) air umpan memberi sekitar delapan jam pendinginan, karena ukurannya dalam jumlah besar, sering kali ini merupakan konsumsi yang membatasi panjang sebuah EVA.
Transmisi :
*) Seharusnya ada lebih dari penundaaan selama dua detik dalam komunikasi antara Bumi dan Bulan, pada jarak 400,000 km.
Waktu tempuh perjalanan bolak-balik lebih dari dua detik adalah jelas dalam semua rekaman real-time dari audio lunar, tetapi ini tidak selalu muncul seperti yang diharapkan. Mungkin juga ada beberapa film dokumenter di mana penundaan telah diedit. Alasan untuk mengedit audio mungkin untuk membatasi waktu atau demi minat kejelasan.
*) Penundaan dalam komunikasi biasanya sekitar 0,5 detik.
Klaim bahwa penundaan hanya setengah detik (0,5 detik) tidak benar, seperti yang ditunjukkan dalam pemeriksaan rekaman asli. Juga, tidak boleh ada penundaan waktu yang konsisten di antara setiap respon, karena percakapan sedang direkam di salah satu ujung (Mission Control). Respon dari Mission Control dapat didengar tanpa penundaan, karena rekaman itu sedang dibuat pada saat yang sama ketika Houston menerima transmisi dari Bulan.
*) The Parkes Observatory di Australia mengumumkan kepada dunia selama berminggu-minggu sebagai tempat yang akan menyampaikan komunikasi dari moonwalk pertama. Bagaimanapun, lima jam sebelum transmisi, mereka diperintahkan untuk mengundurkan diri.
Waktu dari moonwalk pertama diubah setelah pendaratan. Faktanya, penundaan dalam memulai moonwalk berarti bahwa Parkes benar-benar mengulas hampir seluruh moonwalk Apollo 11.
*) Parkes seharusnya memiliki video feed paling jelas dari Bulan, tetapi media Australia dan sumber lain yang diketahui menjalankan live feed dari Amerika Serikat.
Sementara itu adalah rencana awal, dan, menurut beberapa sumber, kebijakan resmi, Australian Broadcasting Commission (ABC) memang mengambil transmisi langsung dari Parkers dan Honeysuckle Creek radio telescopes. Ini dikonversi ke televisi NTSC di Paddington, di Sydney. Ini berarti bahwa pemirsa Australia melihat moonwalk beberapa detik sebelum bagian dunia lainnya.
*) Sinyal lebih baik seharusnya diterima di Parkes Laboratory ketika Bulan berada di sisi berlawanan dari planet ini.
Ini tidak didukung oleh bukti dan catatan terperinci dari misi.
Data yang hilang :
Cetak biru (Blueprints), desain dan gambar pengembangan dari mesin yang terlibat hilang. Data kaset Apollo 11 berisi telemetri dan video berkualias tinggi (sebelum konversi scan dari slow-scan TV ke TV standar) dari moonwalk pertama juga hilang.
Kaset
Dr. David R. Williams (juru arsip NASA di Goddard Space Flight Center) dan direktur penerbangan Apollo 11 Eugene F. Kranz sama-sama mengakui bahwa kaset data telemetri hilang. Pemercaya teori konspirasi melihat ini sebagai bukti bahwa kaset itu tidak pernah ada.
Kaset telemetri Apollo 11 berbeda dengan telemetri pendaratan di Bulan lainnya karena rekaman itu mengandung raw television broadcast. Untuk alasan teknis, Lander Apollo 11 membawa kamera slow-scan television (SSTV).
Untuk menyiarkan gambar ini ke televisi biasa, konversi pemindaian harus dilakukan.
Radio teleskop di Parkes Observatory di Australia dapat menerima telemetri dari Bulan pada saat moonwalk Apollo 11. Parkes memiliki antena yang jauh lebih besar dari antena NASA, jadi bisa mendapat gambar yang lebih baik. Ia juga menerima gambar yang lebih baik dari antena NASA di Goldstone Deep Space Communications Complex.
Parkes Radiotelescope di Australia |
Sinyal TV langsung ini, bersama data telemetri, direkam ke pita analog empat belas inci di Parkes. Transmisi SSTV asli memiliki detail dan kontras yang lebih baik daripada gambar hasil pemindaian, dan kaset inilah yang hilang.
Konversi pemindaian real-time SSTV mentah dilakukan di Australia sebelum disiarkan ke seluruh dunia. Namun, masih ada foto dari gambar SSTV yang asli. Sekitar 18 menit gambar itu difilmkan oleh camera film 8mm.
Misi Apollo kemudian tidak menggunakan SSTV. Setidaknya beberapa kaset telemetri dari percobaan ilmiah ALSEP yang ditinggalkan di Bulan (yang berlangsung hingga 1977) masih ada, menurut Dr. Williams.
Beberapa mantan astronot Apollo ingin menemukan rekaman tersebut untuk anak cucu mereka, sementara insinyur NASA percaya bahwa kaset tersebut mungkin berguna untuk studi desain mereka.
Pada November 2006, COSMOS Online melaporkan bahwa sekitar 100 data kaset yang direkam di Australia selama misi Apollo 11 telah ditemukan di laboratorium kecil ilmu kelautan di gedung fisika Curtin University of Technology, Peth, Australia. Salah satu kaset lama telah dikirim ke NASA untuk dianalisis. Gambar televisi slow-scan tidak ada dalam kaset tersebut.
Pada Juli 2009, NASA mengindikasikan bahwa rekaman asli Apollo 11 pasti sudah terhapus bertahun-tahun yang lalu.
Pada Desember 2009, NASA mengeluarkan laporan akhir tentang kaset telemetri Apollo 11. Insinyur senior Dick Nafzger, yang bertanggung jawab atas rekaman TV langsung selama misi Apollo, ditugaskan untuk proyek restorasi.
Setelah pencarian selama tiga tahun, "kesimpulan yang tak terhindarkan" adalah bahwa sekitar 45 kaset (diperkirakan 15 kaset yang direkam masing-masing dari tiga stasiun pelacak) dari video Apollo 11, dihapus dan digunakan kembali.
Pada ulang tahun ke-40 pendaratan Apollo 11, Lowry Digital telah ditugaskan untuk memulihkan rekaman yang masih bertahan.
Lowry Digital mengatakan bahwa "Ini adalah jauh dan jauh dari gambar dengan kualitas terendah" yang ditangani oleh perusahaan.
Nafzger memuji Lowry karena dapat memulihkan "kerenyahan" pada video Apollo, yang akan tetap hitam putih dan mengandung perangkat digital tambahan yang konservatif. Proyek restorasi senilai US$230,000 membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk diselesaikan (tidak termasuk perbaikan kualitas suara).
Beberapa rekaman pilihan yang telah dipulihkan dalam definisi tinggi telah tersedia di situs web NASA.
Foto dengan kualitas yang menurun setelah konversi pemindaian SSTV |
Foto SSTV berkualitas tinggi sebelum konversi pemindaian |
Foto dengan kualitas yang menurun setelah konversi pemindaian SSTV |
Foto SSTV berkualitas tinggi sebelum konversi pemindaian |
Cetak biru (Blueprints)
Situs Xenophilia.com mendokumentasikan klaim hoax bahwa cetak biru untuk roket Saturn V, Apollo Lunar Module (LM), Lunar Roving Vehicle (LRV), dan peralatan terkait, telah hilang.
Ada beberapa diagram Lunar Module dan Lunar Roving Vehicle di situs NASA dan Xenophilia.com. Grummam tampaknya telah menghancurkan sebagian besar dokumentasi Lunar Module mereka, namun salinan cetak biru Saturn V tetap ada pada microfilm.
Empat Lunar Roving Vehicle layak misi dibangun oleh Boeing. Tiga dari mereka dibawa ke Bulan pada Apollo 15, 16, dan 17, dan ditinggalkan di sana. Setelah Apollo 18 dibatalkan, Lunar Roving Vehicle lainnya digunakan untuk suku cadang misi Apollo 15 hingga 17.
Operasi manual untuk Lunar Roving Vehicle berisi beberapa gambaran detail, meskipun itu bukan cetak biru.
Teknologi :
Bart Sibrel mengutip tingkat relatif Amerika Serikat dan teknologi luar angkasa USSR (Uni Soviet) sebagai bukti bahwa pendaratan di Bulan tidak mungkin terjadi.
Sebagian besar tahap awal dari Space Race, Uni Soviet berada di depan Amerika Serikat, namun pada akhirnya, Uni Soviet tidak pernah bisa menerbangkan kapal berawak ke Bulan, apalagi mendaratkan satu orang di permukaannya.
Dikatakan bahwa, karena Uni Soviet tidak dapat melakukan ini, Amerika Serikat juga seharusnya tidak dapat mengembangkan teknologi untuk melakukan hal tersebut.
Sebagai contoh, ia mengklaim bahwa, selama program Apollo, Uni Soviet memiliki lima kali lebih banyak jam berawak di luar angkasa daripada Amerika Serikat, dan mencatat bahwa Uni Soviet adalah yang pertama mencapai banyak kejadian penting di luar angkasa. Seperti :
Sputnik 1 |
Laika |
Yuri Gagarin |
Valentina Tereshkova |
Alexei Leonov |
Pada tahun 1965, Amerika Serikat mulai meraih banyak pengalaman pertama (seperti suksesnya space rendezvous pertama), yang merupakan langkah penting dalam misi ke Bulan.
Pada saat peluncuran penerbangan Apollo berawak pertama yang mengorbit Bumi (Apollo 7), Uni Soviet hanya membuat sembilan penerbangan luar angkasa, dibandingkan dengan Amerika Serikat yang telah mencapai enam belas penerbangan.
Dalam hal jam pesawat luar angkasa, Uni Soviet memiliki 640 jam penerbangan luar angkasa, dan Amerika Serikat memiliki 1.024 jam. Dalam hal waktu kosmonot/astronot, Uni Soviet memiliki 534 jam penerbangan luar angkasa berawak sedangkan Amerika Serikat memiliki 1.922 jam.
Pada masa Apollo 11, Amerika Serikat memiliki keunggulan yang jauh lebih luas dari itu.
Selain itu, Uni Soviet tidak mengembangkan roket yang mampu menjalankan misi berawak ke Bulan hingga tahun 1980an. Roket N1 mereka gagal pada semua empat upaya percobaan mereka antara tahun 1969 dan 1972. Lunar lander Soviet diuji pada penerbangan tak berawak orbit rendah Bumi sebanyak tiga kali pada 1970 dan 1971.
Dalam sebuah program televisi tentang tuduhan hoax pendaratan di Bulan, Fox Entertainment Group mencatat kematian sepuluh astronot dan dua warga sipil yang terkait dengan program pesawat luar angkasa berawak sebagai orang yang mungkin telah tewas sebagai bagian daripada menutup-nutupi konspirasi tersebut.
Nama-nama itu di antaranya :
- Theodore Freeman.
- Elliot See dan Charlie Bassett.
- Virgil "Gus" Grissom, Ed White, dan Roger B. Chaffee.
- Edward "Ed" Givens.
- Clifton "C. C." Williams.
- Michael J. "Mike" Adams.
- Robert Henry Lawrence, Jr.
- Thomas Ronald Baron.
- Brian D. Welch.
Dua dari mereka, pilot X-15 Mike Adams dan pilot MOL (Manned Orbiting Laboratory) Robert Lawrence, tidak memiliki hubungan dengan program luar angkasa berawak sipil yang merupakan bagian dari Apollo.
Semua kematian di atas di samping Welch, terjadi setidaknya 20 bulan sebelum Apollo 11 dan penerbangan selanjutnya.
Pada Juni 1977, NASA mengeluarkan lembar fakta yang menanggapi klaim bahwa pendaratan Apollo di Bulan telah dipalsukan. Lembar fakta itu secara terang-terangan menganggap gagasan memalsukan pendaratan di Bulan sebagai hal yang tidak masuk akal dan aneh.
NASA menunjuk bebatuan dan partikel yang dikumpulkan dari Bulan sebagai bukti legitimasi program Apollo, karena mereka mengklaim bahwa bebatuan ini tidak mungkin terbentuk dalam kondisi di Bumi.
NASA juga mencatat bahwa semua operasi dan tahap dari program Apollo diikuti secara ketat dan di bawah pengawasan media, dari lepas landai atau peluncuran (liftoff) sampai splashdown (penurunan kembali pesawat luar angkasa di laut dengan bantuan parasut).
NASA menanggapi buku Bill Kaysing We Never Went to the Moon, dengan mengidentifikasi salah satu klaim tentang kurangnya kawah yang tersisa di permukaan Bulan oleh pendaratan Lunar Module, dan menyanggahnya dengan fakta tentang tanah dan sifat kohesif dari permukaan Bulan.
Lembar fakta diterbitkan kembali pada 14 Februari 2001, sehari sebelum televisi FOX menyiarkan Conspiracy Theory : Did We Land on the Moon ?, film dokumentasi yang kembali menghidupkan minat publik terhadap teori dan kemungkinan bahwa pendaratan di Bulan telah dipalsukan.
Dugaan keterlibatan Stanley Kubrick
Stanley Kubrick dituduh telah banyak menghasilkan banyak rekaman dari Apollo 11 dan Apollo 12.
Hal itu mungkin karena dia baru saja menyutradarai 2001: A Space Odyssey, yang sebagian ceritanya mengambil tempat di Bulan dan menampilkan efek khusus yang canggih.
Telah diklaim bahwa ketika 2001: A Space Odyssey berada dalam pasca-produksi pada awal 1968, NASA secara rahasia mendekati Kubrick untuk menyutradarai tiga pendaratan pertama di Bulan.
Stanley Kubrick |
Peluncuran dan splashdown akan menjadi hal yang nyata, sedangkan pesawat luar angkasanya akan tetap berada di orbit Bumi dan rekaman palsu akan disiarkan sebagai "live from the Moon".
Tidak ada bukti yang mengusulkan teori ini, yang mengabaikan banyak fakta. Misalnya, film 2001: A Space Odyssey dirilis sebelum pendaratan pertama Apollo dan penggambaran Kubrick mengenai permukaan Bumi sangat berbeda dengan penggambaran di video, film, dan fotografi misi Apollo.
Adegan yang memperlihatkan permukaan bulan di film 2001: A Space Odyssey |
Kubrick memang merekrut Frederick Ordway dan Harry Lange (keduanya telah bekerja untuk NASA) dan kontraktor utama di Aerospace, untuk bekerja dengannya di 2001: A Space Odyssey.
Kubrick juga menggunakan beberapa lensa 50 mm f/0.7 yang tersisa dari beberapa yang dibuat oleh Zeiss untuk NASA. Bagaimanapun, Kubrick hanya mendapat lensa ini untuk film Barry Lyndon (1975). Lensa itu awalnya adalah lensa foto dan perubahan dibutuhkan agar lensa itu bisa digunakan untuk motion filming.
Mokumentary asal Prancis yang disutradai oleh William Karel awalnya akan ditayangkan di saluran Arte tahun 2002 dengan judul Opération Lune.
Itu merupakan parodi dari teori konspirasi dengan interview palsu, cerita mengenai pembunuhan asisten Stanley Kubrick oleh CIA, dan berbagai kesalahan mencolok, permainan kata-kata, dan referensi untuk karakter film lama, dimasukkan ke dalam film sebagai petunjuk untuk pemirsa.
Film Moonwalkers (2015) adalah film tentang kisah fiksi klaim Agen CIA atas keterlibatan Kubrick.
Pada Desember 2015, muncul sebuah video yang diduga berisi Kubrick sedang diwawancara tidak lama sebelum kematiannya pada tahun 1999. Video itu memperlihatkan Kubrick mengaku kepada T. Patrick Murray bahwa pendaratan Apollo di Bulan telah dipalsukan.
Bagaimanapun, video itu dengan cepat ditemukan, dan dianggap sebagai hoax atau tipuan.
Pada tahun 2002, NASA memberikan US$15,000 ke James Oberg untuk menulis bantahan poin demi poin klaim hoax. Bagaimanapun, NASA membatalkan komisi tersebut pada akhir tahun, Oberg mengatakan bahwa ia bermaksud untuk menyelesaikan buku tersebut.
Pada November 2002, Peter Jennings mengatakan "NASA akan menghabiskan beberapa ribu dolar untuk membuktikan kepada beberapa orang bahwa Amerika Serikat memang mendaratkan manusia di Bulan," dan "NASA begitu bingung, (mereka) menyewa (seseorang) untuk menulis sebuah buku yang menyangkal para ahli teori teori konspirasi."
Oberg mengatakan bahwa kepercayaan dalam teori hoax bukan kesalahan dari pemercaya teori konspirasi, melainkan dari guru dan orang-orang (termasuk NASA) yang harus menyediakan informasi kepada publik.
Sebuah episode dari MythBusters di bulan Agustus tahun 2008 didedikasikan untuk pendaratan di Bulan.
Kru MythBusters menguji banyak klaim dari para pendukung teori konspirasi. Beberapa di antaranya dilakukan di fasilitas pelatihan NASA.
Semua klaim pemercaya konspirasi yang diperiksa di acara itu diberi label telah "Busted", yang berarti bahwa klaim para pendukung konspirasi itu tidak benar.
Bukti pihak ketiga pendaratan di Bulan :
Para pemercaya teori konpsirasi pendaratan di bulan mengklaim bahwa observatorium dan teleskop luar angkasa (Hubble Space Telescope) seharusnya bisa memotret lokasi pendaratan. Ini menyiratkan bahwa observatorium utama dunia (serta Program Hubble) terlibat dalam hoax dengan menolak mengambil foto dari lokasi pendaratan.
Foto Bulan telah diambil oleh Hubble, termasuk setidaknya dua lokasi pendaratan, tetapi resolusi Hubble membatasi tampilan objek Bulan untuk ukuran tidak lebih kecil dari 55-69 meter, sebuah resolusi yang tidak cukup untuk melihat lokasi pendaratan.
Pada April 2001, Leonard David menerbitkan sebuah artikel di space.com yang memperlihatkan foto yang diambil oleh misi Clementine, yang menunjukkan sebuah titik atau bercak gelap yang menyebar di lokasi yang dikatakan oleh NASA sebagai Lander Apollo 15.
Pada tahun 2002, Alex R. Blackwell dari University of Hawaii menunjukkan beberapa foto yang diambil oleh astronot Apollo, saat di orbit sekitar Bulan yang menunjukkan tempat pendaratan.
The Daily Telegraph menerbitkan sebuah cerita di tahun 2002 mengatakan bahwa para astronom Eropa di Very Large Telescope (VLT) akan menggunakannya untuk melihat situs pendaratan.
Menurut artikel itu, Dr. Richard West mengatakan bahwa timnya akan mengambil "gambar resolusi tinggi dari salah satu lokasi pendaratan Apollo."
Marcus Allen, seorang pemercaya teori konspirasi menjawab bahwa tidak ada foto hardware (perangkat keras, barang logam atau besi) di Bulan yang akan meyakinkannya bahwa pendaratan berawak telah terjadi.
Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) meluncurkan SELENE Moon orbiter mereka pada 14 Septembe 2007, dari Tanegashima Space Center.
SELENE mengorbit Bulan pada ketinggian sekitar 100 km. Pada Mei 2008, JAXA melaporkan telah mendeteksi "halo" yang dihasilkan oleh mesin exhaust Lunar Module Apollo 15 dari Terrain Camera image. Hasil rekonstruksi foto tiga dimensi juga cocok dengan hamparan tanah dari Apollo 15 yang diambil dari permukaan.
Pada 17 Juli 2009, NASA merilis foto tes beresolusi rendah dari lokasi pendaratan Apollo 11, Apollo 14, Apollo 15, Apollo 16 dan Apollo 17 yang telah difoto oleh Lunar Reconnaissance Orbiter sebagai bagian dari proses memulai misi utama.
Apollo 11 |
Apollo 14 |
Apollo 15 |
Apollo 16 |
Apollo 17 |
Foto-foto itu menunjukkan tahap pendaratan Lander dari setiap misi di permukaan Bulan.
Foto lokasi pendaratan dari Apollo 14 juga menunjukkan jalur yang dibuat oleh astronot antara ALSEP (Apollo Lunar Surface Experiments Package) dan Lander.
Foto dari lokasi pendaratan Apollo 12 dirilis oleh NASA pada 3 September 2009.
Apollo 12 |
Intrepid lander descent stages, ALSEP, Surveyor 3, dan jalan tapak astronot semuanya dapat terlihat.
Sementara gambar LRO (Lunar Reconnaissance Orbiter) telah dinikmati oleh komunitas ilmiah secara keseluruhan, mereka belum melakukan apa pun untuk meyakinkan para pemercaya konspirasi bahwa pendaratan di Bulan memang terjadi.
Pada 1 September 2009, India's lunar mission Chandrayaan-1 mengambil foto lokasi pendaratan Apollo 15 dan lintasan Lunar Rover. Indian Space Research Organisation meluncurkan probe bulan tak berawak pada 8 September 2008 (IST) dari Satish Dhawan Space Centre.
Foto-foto itu diambil oleh hyperspectral camera (pencitraan hiperspektral) yang dipasang sebagai bagian dari mission image payload.
Probe lunar kedua Cina, Chang'e 2, yang diluncurkan pada tahun 2010, dapat memotret permukaan Bulan dengan resolusi tinggi hingga 1,3 meter, dan dapat melihat jejak pendaratan Apollo.
Program Apollo mengumpulkan 380 kg batuan Bulan dengan lebih dari 2.000 sampel yang terpisah selama enam misi berawak.
Analisis para ilmuwan dari seluruh dunia setuju bahwa batu-batu ini berasal dari Bulan (tidak ada laporan yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah peer-review yang ada untuk membantah klaim ini).
Sampel Apollo mudah dibedakan dari meteorit dan batuan Bumi, karena sampel itu terbentuk di lingkungan tanpa oksigen, dan memiliki ciri-ciri geokimia yang unik.
Sebagian besar berusia lebih dari 200 juta tahun, lebih tua dari batuan Bumi tertua. Batuan Bulan juga memiliki sifat yang sama dengan sampel Soviet. Mustahil bagi NASA untuk mampu membuat batu Bulan tiruan mengingat batuan Bulan memiliki karakteristik yang unik.
Para pemercaya konspirasi berpendapat bahwa Marshall Space Flight Center Director, Wernher von Braun melakukan perjalanan ke Antartika pada tahun 1967 (sekitar dua tahun sebelum peluncuran Apollo 11), untuk mengumpulkan meteorit yang nantinya digunakan sebagai batuan Bulan palsu (Antartika adalah tempat paling banyak ditemukannya meteorit).
Karena von Braun adalah mantan perwira SS (Schutzstaffel), film dokumenter Did We Go ? menduga bahwa dia dapat tekanan untuk menyetujui konspirasi untuk melindungi dirinya dari tuduhan di masa lalu.
NASA mengatakan bahwa misi von Braun adalah "untuk melihat faktor lingkungan dan logistik yang mungkin berhubungan dengan perencanaan misi luar angkasa, dan perangkat keras."
NASA terus mengirim tim untuk bekerja di Antartika, untuk meniru kondisi seperti berada di planet lain.
Meteorit bulan sangat langka sehingga tidak mungkin dapat menjelaskan 380 kg batuan Bulan yang dikumpulkan NASA antara tahun 1969 dan 1972. Meteorit Bulan yang telah ditemukan di Bumi sejauh ini hanya sekitar 30 kg, meskipun kolektor dan lembaga pemerintah swasta di seluruh dunia telah mencarinya selama lebih dari 20 tahun.
Sementara misi Apollo berhasil mengumpulkan 380 kg batuan Bulan, robot Soviet Luna 16, Luna 20 dan Luna 24 hanya mengumpulkan 326 gram yang digabungkan (yaitu kurang dari seperseribu).
Jika NASA menggunakan teknologi robot yang serupa, maka diperlukan sekitar 300 dan 2000 misi robot untuk mengumpulkan jumlah batuan Bulan yang saat ini dipegang oleh NASA.
Pada susunan batuan Bulan, Kaysing bertanya :
"Mengapa tidak pernah menyebutkan emas, perak, berlian atau logam mulia lainnya di Bulan ? bukankan ini pertimbangan yang layak ? Mengapa fakta ini tidak pernah dibahas [SIC] di pers atau oleh astronot ?"
Ahli geologi menyadari bahwa endapan emas dan perak di Bumi adalah hasil dari cairan hidrotermal yang mengkonsentrasikan logam mulia menjadi urat-urat bijih (vein). Sejak tahun 1969, air dipercaya tidak ada di Bulan, tidak ada ahli geologi yang membahas kemungkinan ditemukannya air dalam jumlah besar di Bulan.
Selain dari NASA, sejumlah kelompok dan individu telah melacak misi Apollo ketika itu terjadi. Pada misi selanjutnya, NASA merilis informasi ke publik yang menjelaskan posisi di mana dan kapan pesawat luar angkasa bisa terlihat.
Jalur penerbangan mereka dilacak menggunakan radar dan dilihat, serta difoto menggunakan teleskop. Transmisi radio antara astronot di permukaan dan di orbit juga direkam secara independen.
Kehadiran retroreflectors (cermin di Bulan yang digunakan sebagai target untuk laser pelacakan berbasis Bumi) dari Laser Ranging Retroreflector Experiment (LRRR) menjadi bukti bahwa pendaratan di Bulan memang terjadi.
Lick Observatory mencoba mendeteksi retroreflector Apollo 11 sementara Armstrong dan Aldrin masih di Bulan, tetapi tidak berhasil sampai 1 Agustus 1969.
Lunar Laser Ranging Experiment dari misi Apollo 11 |
Astronot Apollo 14 menyebarkan retroreflector pada 5 Februari 1971, dan McDonald Observatory mendeteksinya pada hari yang sama.
Retroreflector Apollo 14 |
Pada 31 Juli 1971, retroreflector disebarkan oleh Apollo 15 dan dideteksi oleh McDonald Observatory dalam beberapa hari. Retroreflector berukuran yang lebih kecil juga diletakkan di Bulan oleh Rusia, mereka terikat pada rover luar tak berawak, rovers Lunokhod 1 dan Lunokhod 2.
Pendapat publik
Dalam sebuah survei pendapat oleh The Washington Post pada tahun 1944, 9% responden mengatakan bahwa mungkin astronot tidak pergi ke Bulan dan 5% lainnya tidak yakin. Pada tahun 1999 Gallup Poll (jajak pendapat Gallup) menemukan bahwa 6% orang Amerika yang disurvei meragukan terjadinya pendaratan di Bulan dan 5% dari mereka yang disurvei tidak memiliki pendapat.
Pejabat Fox Network mengatakan bahwa skeptisisme meningkat sekitar 20% setelah penayangan Conspiracy Theory : Did We Land on the Moon ? pada Februari 2001, yang dilihat oleh sekitar 15 juta pemirsa. Penayangan tersebut dianggap telah mempromosikan klaim tipuan seputar pendaratan di Bulan.
Survei tahun 2000 yang dilakukan oleh Public Opinion Foundation di Rusia menemukan bahwa 28% dari mereka yang disurvei tidak percaya bahwa astronot Amerika telah mendarat di Bulan, dan persentase ini kurang lebih sama di semua kelompok sosial demografi.
Pada tahun 2009, sebuah survei yang diadakan oleh majalah Engineering & Technology Inggris menemukan bahwa 25% dari mereka yang disurvei tidak percaya bahwa manusia mendarat di Bulan. Survei lainnya menyebutkan bahwa 25% dari orang berusia 18 hingga 25 tahun yang disurvei tidak yakin bahwa pendaratan itu terjadi.
Ada cabang kebudayaan (subkultur) di seluruh dunia yang menganjurkan keyakinan bahwa pendaratan di Bulan telah dipalsukan.
Pada tahun 1977, majalah Hare Krishna Back to Godhead menyebut pendaratan itu sebagai suatu kebohongan, mengklaim bahwa, sejak Matahari berjarak 93,000,000 mil jauhnya, dan "menurut Mitologi Hindu, Bulan berada 800,000 mil lebih jauh dari itu", Bulan akan hampir sejauh 94,000,000 mil jauhnya, untuk menempuh rentang waktu itu dalam 91 jam, akan membutuhkan kecepatan lebih dari satu juta mil per jam, "sebuah hal yang mustahil bahkan oleh perhitungan para ilmuwan."
James Oberg dari ABC News mengatakan bahwa teori konspirasi diajarkan di sekolah-sekolah Kuba.
Sebuah survei yang dilakukan pada tahun 1970an oleh United States Information Agency di beberapa negara di Amerika Latin, Asia dan Afrika, menemukan bahwa sebagian besar responden tidak menyadari pendaratan di Bulan, banyak dari yang lain menanggapnya sebagai propaganda atau fiksi ilmiah, dan banyak yang berpikir bahwa orang-orang Rusia lah yang mendarat di Bulan.
Sebanyak dua belas astronot (2 astronot untuk masing-masing Apollo) telah mendarat di Bulan dalam rentang 41 bulan melalui enam misi NASA. Orang terakhir yang melangkah di permukaan Bulan adalah Eugene Andrew Cernan (Apollo 17).
Setelah tahun 1972, tidak ada lagi misi ke Bulan karena Amerika mengalami beberapa kali resesi dan minat rakyat Amerika Serikat terhadap program luar angkasa semakin menurun.
Para penganut teori konspirasi mempertanyakan mengapa NASA belum pernah mengirim manusia kembali ke Bulan, karena dengan bantuan teknologi yang lebih maju dan lebih canggih, perjalanan tersebut seharusnya akan lebih mudah dibandingkan dengan perjalanan sebelumnya.
Pertanyaan tersebut kemudian memunculkan teori konspirasi tentang mengapa manusia tidak pernah kembali pergi ke bulan, seperti adanya aktivitas UFO atau koloni makhluk luar angkasa di Bulan (di mana ketika Apollo 17 mendarat di Bulan, mereka diperingatkan oleh makhluk asing untuk jangan pernah kembali menginjakkan kaki di Bulan), dugaan Bulan sebagai kapal luar angkasa, penemuan kapal induk alien dengan mayat humanoid di dalamnya atau dugaan ditemukannya struktur atau peradaban alien di sisi gelap Bulan (Dark Side of the Moon) yang penuh dengan misteri.
(Sumber : wikipedia)
mantap bro.. jadi inget blog enigma
ReplyDeleteKebetulan blog ini juga terinspirasi dari blog Enigma..
Deletetidak banyak yang tahu bagaimana sulitnya kehidupan di bulan, hanya orang yang pernah pergi ke buln yang tahu
ReplyDelete