Segitiga Bermuda adalah wilayah di Samudra Atlantik seluas 1,5 juta mil persegi yang membentuk garis segitiga antara titik di Miami (Florida), Puerto Rico, Bermuda, dan kembali lagi ke Miami.
Segitiga Bermuda (Bermuda Triangle), dikenal juga sebagai Segitiga Setan (Devil's Triangle) atau Laut Hoodoo adalah wilayah di mana sejumlah pesawat terbang dan kapal dikatakan telah menghilang secara misterius.
Di sekitar daerah Segitiga Bermuda adalah salah satu jalur pelayaran yang paling banyak dilalui di dunia, dengan kapal yang sering menyeberang untuk ke pelabuhan di Amerika, Eropa dan Karibia.
Kapal pesiar dan perahu berlayar secara teratur melalui kawasan ini, dan pesawat komersial maupun pribadi secara rutin terbang melewatinya.
Budaya populer telah menghubungkan berbagai peristiwa kehilangan di Segitiga Bermuda dengan hal paranormal atau aktivitas makhluk luar angkasa.
Pada tahun 1964, di majalah Pulp Argosy, Vincent Gaddis menulis tentang batas-batas Segitiga Bermuda, memberikan titik antara Miami, San Juan, Puerto Rico, dan Bermuda.
Pernyataan paling awal tentang peristiwa kehilangan tidak biasa di wilayah Bermuda muncul dalam sebuah artikel berjudul in The Miami Herald (Associated Press) oleh Edward Van Winkle Jones pada 17 September 1950.
Dua tahun kemudian, majalah Fate menerbitkan artikel singkat oleh George X. Sand berjudul Sea Mystery at Our Back Door, meliputi hilangnya beberapa pesawat dan kapal, termasuk insiden penerbangan 19.
Artikel Sand adalah yang pertama menyusun area segitiga di mana kehilangan dan kerugian itu terjadi.
Flight 19 (penerbangan 19) sendiri diulas kembali di majalah American Legion edisi April 1962.
Di dalamnya, penulis, Allan W. Eckert menulis bahwa pemimpin penerbangan telah di dengar berkata "Kami memasuki air putih, tidak ada yang tampak benar. Kami tidak tahu di mana kami berada, airnya berwarna hijau, tidak putih."
Dia juga menulis bahwa para pejabat di dewan penyelenggara Angkatan Laut menyatakan bahwa pesawat tersebut "terbang ke Mars".
Artikel Sand menjadi yang pertama dalam menyarankan unsur supranatural dalam insiden penerbangan 19.
Dalam terbitan Agorsy, artikel Vincent Gaddis edisi Februari 1964 "The Deadly Bermuda Triangle" berpendapat bahwa penerbangan 19 dan kehilangan lainnya adalah bagian dari pola kejadian aneh di wilayah Segitiga.
Tahun berikutnya, Gaddis memperluas artikel ini ke dalam sebuah buku berjudul Invisible Horizons.
Karya lain yang mengembangkan gagasan Gaddis di antaranya : John Wallace Spencer (Limbo of the Lost, 1969, repr. 1973), Charles Berlitz (The Bermuda Triangle, 1974), Richard Winer (The Devil's Triangle, 1974), dan masih banyak lainnya, semuanya menyimpan beberapa elemen supranatural yang digariskan oleh Eckert.
Wilayah ini muncul di artikel koran dan cerita majalah dengan berbagai nama, namun pada tahun 1972, Charles Be Litz memperkenalkan nama "Segitiga Bermuda".
Pada masa pelayaran Christopher Colombus, ketika melintasi wilayah Segitiga Bermuda, salah satu awak kapalnya mengatakan telah melihat "cahaya aneh berkilau di cakrawala".
Dalam catatannya, ia menulis bahwa peralatan navigasi tidak berfungsi dengan baik selama berada di wilayah tersebut.
Kejadian penting mengenai insiden yang terjadi di wilayah Segitiga Bermuda :
Ellen Austin
Pada tahun 1881, dalam perjalannya (London - New York), Ellen Austin (kapal sekunar Amerika) diduga menemukan sebuah kapal yang ditinggalkan.
Dalam usaha menyelamatkan kapal yang tidak disebutkan namanya, kapten Ellen Austin mengirim beberapa kru hadiahnya (prize crew) ke kapal ini. Saat kru menaiki kapal, mereka sebenarnya menegaskan bahwa tidak ada satu orang pun yang berada di atasnya.
Kapten Ellen Austin memerintahkan kru untuk membimbing kapal agar mereka semua bisa berlayar bersama ke New York.
Setelah dua hari, kedua kapal itu terpisah oleh badai laut yang sangat besar, dan saat badai itu mereda, kapal yang tidak disebut namanya itu lenyap dan tidak pernah terlihat lagi.
Pada tahun 1944, dalam artikelnya, pensiunan perwira Angkatan Laut Inggris, Komandan Gould, menyebutkan bahwa kapal itu benar-benar ditemukan kembali oleh Ellen Austin, tapi sekali lagi, tidak ada seorang pun di dalamnya. Kapal itu bergerak tak menentu.
Kapten Ellen Austin kembali mengirim beberapa awak untuk menyelamatkannya. Dalam beberapa hari, kapal tersebut kembali lenyap dan tidak pernah terlacak lagi.
Bagian pertama dari cerita tersebut sudah dikonfirmasi, sementara bagian keduanya tidak dapat dikonfirmasi karena kurangnya bukti yang jelas.
Ellen Austin |
USS Cyclops
Insiden yang mengakibatkan hilangnya nyawa terbesar dalam sejarah Angkatan Laut Amerika Serikat yang tidak terkait dengan pertempuran, terjadi saat kapal pengangkut batu bara Cyclops, membawa muatan penuh mangan (logam berwarna perak metalik) dengan satu mesin tidak bekerja, hilang tanpa jejak dengan awak kru sebanyak 309 orang, pada suatu waktu setelah 4 Maret 1918, setelah meninggalkan pulau Barbados.
Meskipun tidak ada bukti kuat untuk satu teori tunggal, banyak teori bersifat independen (sendiri), seperti beberapa menyalahkan badai, kapal terbaik, dan beberapa menduga bahwa aktivitas musuh selama masa perang adalah penyebab insiden tersebut terjadi.
Selain itu, dua kapal saudara Cyclops, Proteus dan Nereus kemudian hilang di Atlantik Utara selama Perang Dunia II. Keduanya mengangkut banyak bahan padat alami metalik yang serupa dengan yang dimuat oleh Cyclops selama perjalanan fatalnya.
Dalam ketiga kasus tersebut, kegagalan struktural karena memberi muatan melewati batas dengan kargo yang jauh lebih padat daripada yang dirancang, dianggap sebagai penyebab kemungkinan tenggelamnya kapal.
USS Cyclops |
Carroll A. Deering
Kapal Sekunar komersial dengan lima tiang yang dibangun pada tahun 1919, Carroll A. Deering ditemukan kandas dan dalam kondisi ditinggalkan di Diamond Shoals, dekat Cape Hatteras, Carolina Utara, pada 31 Januari 1921.
Deering adalah salah satu misteri maritim (berhubugan dengan pelayaran atau perdangangan di laut) yang paling banyak ditulis dalam sejarah, dengan klaim bahwa kapal itu adalah korban dari wilayah Segitiga Bermuda.
Desas-desus dan rumor pada waktu itu mengindikasikan bahwa Deering adalah korban pembajakan, mungkin terkait dengan perdagangan rum-running (penyelundupan minuman beralkohol) ilegal selama masa larangan minuman keras, dan mungkin terlibat dengan kapal lain, yaitu Hewitt, , yang hilang pada waktu yang hampir bersamaan.
Hanya beberapa jam kemudian, kapal uap yang tidak dikenal berlayar di dekat kapal suar di sepanjang jalur Deering, dan mengabaikan semua sinyal dari lampu kapal suar. Terdapat spekulasi bahwa Hewitt adalah kapal misteri dalam kasus ini, dan mungkin terlibat dalam hilangnya awak kapal Deering.
Carroll A. Deering, seperti yang terlihat dari kapal suar Cape Lookout pada 29 Januari 1921, dua hari sebelum ditemukan dalam keadaan ditinggalkan di Carolina Utara |
Flight 19 (Penerbangan 19)
Penerbangan 19 adalah salah satu kisah yang terkenal dalam banyak kasus misterius mengenai hilangnya pesawat terbang dan kapal yang melintas di Segitiga Bermuda.
Penerbangan 19 merupakan kesatuan angkatan udara dari lima pesawat pengebom atau bomber Angkatan Laut Amerika Serikat. Penerbangan itu terakhir kali terlihat saat lepas landas di Fort Lauderdale, Florida pada tanggal 5 Desember 1945.
Pesawat-pesawat pada Penerbangan 19 dibuat secara sistematis oleh orang-orang yang ahli dalam penerbangan dan kelautan untuk menghadapi situasi buruk, namun tiba-tiba dengan mudah menghilang setelah mengirimkan laporan mengenai gejala pandangan aneh, yang dianggap tidak masuk akal.
Rencana penerbangan ini dijadwalkan seharusnya membawa mereka ke timur dari Fort Lauderdale sejauh 227 km, utara sejauh 117 km, dan kemudian kembali sejauh 230 km untuk menyelesaikan latihan tersebut, namun penerbangan itu tidak pernah kembali ke markas.
Salah satu pesawat pencari dan penyelamatan (regu penyelamat) dikerahkan untuk mencari mereka, namun seorang PBM Mariner (pelaut kapal patroli terbang Amerika) dengan 13 orang awak kapal, juga ikut menghilang.
Sebuah kapal tanker di lepas pantai Florida melaporkan melihat sebuah ledakan dan mengamati lapisan minyak yang mengambang di air yang tersebar luas ketika gagal mencari korban selamat.
Cuaca menjadi penuh dengan badai bergejolak menjelang akhir insiden tersebut.
Menurut sumber saat itu, mariner memiliki riwayat ledakan karena kebocoran uap saat muatan berat diisi dengan bahan bakar, seperti yang mungkin terjadi ketika akan melakukan operasi pencarian dan penyelamatan yang berpotensi berlangsung lama.
Flight 19 |
Karena misteriusnya insiden ini, maka penyebab dan alasan hilangnya penerbangan 19 masih tidak diketahui.
Star Tiger and Star Ariel
G-AHNP Star Tiger menghilang pada 30 Januari 1948, dalam penerbangan dari Azores menuju Bermuda, dan G-AGRE Star Ariel menghilang pada 17 Januari 1949, dalam penerbangan dari Bermuda ke Kingston, Jamaika.
G-AGRE Star Ariel |
Keduanya adalah pesawat penumpang Avro Tudor IV yang dioperasikan oleh British South American Airways.
Keduanya beroperasi di batas jangkauan mereka dan sedikit kesalahan atau kerusakan pada peralatannya, dapat menahan mereka mencapai pulau kecil tersebut.
Pesawat Avro Tudor IV yang serupa dengan pesawat yang menghilang (G-AHNP Star Tiger) |
Douglas DC-3
Pada 28 Desember 1948, pesawat penumpang Douglas DC-3 (penerbangan NC16002), menghilang saat dalam penerbangan dari San Juan, Puerto menuju Miami. Tidak ada jejak dari pesawat atau 32 orang di dalamnya yang pernah ditemukan.
Civil Aeronautics Board (CAB) menemukan ada dua informasi yang tersedia untuk menentukan penyebab kemungkinan hilangnya kapal tersebut.
Douglas DC-3 |
Connemara IV
Kapal pesiar ditemukan terapung-apung di Atlantik Selatan pada 26 September 1855, hal ini biasanya dinyatakan dalam cerita (Berlitz, Winer), bahwa kru kapal lenyap saat kapal pesiar selamat selama terjadinya tiga badai di laut.
Musim badai Atlantik tahun 1955 menunjukkan badai lone (badai kategori 4 yang kuat) lewat di dekatnya di antara 14 dan 18 September, dengan Bermuda yang terpengaruh oleh angin yang berkekuatan hampir seperti badai.
Dalam buku keduanya, Winer mengutip sebuah surat yang ia terima dari Mr J.E. Challenor of Barbados:
Pada pagi hari tanggal 22 September, Connemara IV mendekat ke sebuah tambat berat di badan air yang terlindung dari pasang surut di Carlisle Bay. Karena badai yang mendekat, pemiliknya memperkuat tali tambat dan mengeluarkan dua jangkar tambahan. Tidak banyak yang dapat dia lakukan, karena tali tambat yang terbuka adalah satu-satunya jangkar yang tersedia...Di Teluk Carlisle, laut di tengah Badai Janet sangat menakjubkan dan berbahaya. Pemilik Connemara IV mengamati badai itu telah menghilang. Sebuah penyelidikan mengungkapkan bahwa badai telah menyeret tambatannya, dan pergi ke laut.Telah dikonfirmasi bahwa badai mungkin telah menyebabkan kapal tergelincir dari tempat menambatnya (pelabuhan), dan arus laut telah membawanya ke lautan.
KC-135 Stratotankers
Pada 28 Agustus 1963, sepasang pesawat KC-135 Stratotanker Angkatan Udara Amerika Serikat bertabrakan dan jatuh di Atlantik.
Versi Segitiga (Winer, Berlitz, Gaddis) menyatakan bahwa sementara kedua pesawat bertabrakan dan jatuh, ada dua lokasi kecelakaan yang berbeda, yang dipisahkan oleh air seluas lebih dari 260 km.
Namun, penelitian Kusche menunjukkan bahwa versi hasil investigasi Angkatan Udara yang tidak terklarifikasi menyatakan bahwa tempat puing-puing yang dijelaskan sebagai "lokasi kecelakaan" kedua, diperiksa oleh kapal pencari dan penyelamatan, dan ditemukan sebagai kumpulan rumput laut dan kayu apung yang terjerat dalam pelampung tua.
Kronologi dari beberapa peristiwa terkenal lainnya adalah :
- 1840: HMS Rosalie.
- 1872: The Mary Celeste.
- 1909: The Spray.
- 1917: SS Timandra.
- 1918: USS Cyclops (AC-4) lenyap di laut penuh badai, namun sebelum berangkat, menara pengawas mengatakan bahwa lautan tenang sekali, tidak mungkin terjadi badai, lautan sangat baik untuk pelayaran.
- 1926: SS Suduffco hilang dalam cuaca buruk.
- 1938: HMS Anglo Australian menghilang. Padahal sebuah laporan mengatakan bahwa cuaca hari itu sangat tenang.
- 1945: Penerbangan 19 menghilang.
- 1952: Pesawat British York transport lenyap dengan 33 penumpang.
- 1962: US Air Force KB-50, sebuah kapal tanker, lenyap.
- 1970: Kapal barang Perancis, Milton Latrides lenyap, setelah berlayar dari New Orleans menuju Cape Town..
- 1972: Kapal Jerman, Anita (20.000 ton), menghilang dengan 32 kru.
- 1976: SS Sylvia L. Ossa lenyap dalam laut 140 mil sebelah barat Bermuda.
- 1978: Douglas DC-3 Argosy Airlines Flight 902, menghilang setelah lepas landas dan kontak radio terputus.
- 1980: SS Poet; berlayar menuju Mesir, lenyap dalam badai.
- 1995: Kapal Jamanic K (dibuat tahun 1943) dilaporkan menghilang setelah melalui Cap Haitien.
- 1997: Para pelayar menghilang dari kapal pesiar Jerman.
- 1999: Freighter Genesis hilang setelah berlayar dari Port of Spain menuju St Vincent.
Beberapa penjelasan Segitiga Bermuda :
Beberapa penjelasan dari berbagai narasumber menyatakan bahwa keanehan di Segitiga Bermuda terjadi karena adanya gas metana, pangkalan UFO, tempat berkumpulnya para setan golongan jin (istana Setan), dan ada juga yang mengatakan bahwa di sana terletak telaga "Air Kehidupan" yang sanggup membuat seseorang menjadi awet muda dan panjang umur.
Penjelasan secara paranormal
Penulis Segitiga telah menggunakan sejumlah konsep supranatural untuk menjelaskan kejadian tersebut.
Satu penjelasan menyalahkan sisa teknologi dari mitos benua yang hilang, yaitu Atlantis. Terkadang wilayah Segitiga terhubung dengan cerita Atlantis tentang formasi batuan yang dikenal sebagai Bimini Road di pulau Bimini di Bahama, yang terletak di Segitiga oleh beberapa definisi.
Bimini Road |
Atlantis yang diduga tenggelam dalam waktu satu hari satu malam, diduga kuat tenggelam di Segitiga Bermuda, dan beberapa kawasan lainnya yang mirip dengan kejadian yang terjadi di Segitiga Bermuda, salah satunya yaitu di Indonesia, Malaysia, India, dan lainnya.
Reruntuhan Atlantis yang diduga ditemukan di Segitiga Bermuda |
Piramida Atlantis yang diduga ditemukan di Segitiga Bermuda |
Pengikut teori Edgar Cayce percaya pada ramalan bahwa bukti Atlantis akan ditemukan pada tahun 1968, sebagai referensi yang mengacu pada ditemukannya Bimini Road.
Orang yang mempercayai teori tersebut menggambarkan formasi batuan tersebut sebagai jalan, dinding, atau struktur lainnya, namun Bimini Road adalah formasi yang berasal dari alam.
Penulis lain mengaitkan kejadian di Segitiga Bermuda dengan UFO.
Gagasan ini digunakan oleh Steven Spielberg untuk film fiksi ilmiah Close Encounters of the Third Kind, yang menampilkan hilangnya penerbangan 19 sebagai ulah penculikan alien.
Charles Berlitz, penulis berbagai buku tentang fenomena tidak normal, mencantumkan beberapa teori yang menghubungkan peristiwa kehilangan di Segitiga dengan sesuatu yang tidak lazim atau kekuatan yang tidak dapat dijelaskan.
Pangkalan UFO
Pemerintah dan Akademis Independen Amerika Serikat mengatakan Segitiga Bermuda adalah pangkalan UFO, di mana terdapat sekelompok makhluk luar angkasa atau alien yang keberadaannya tidak ingin diganggu oleh manusia, sehingga kendaraan apapun yang melewati wilayah tersebut akan dihisap dan diculik oleh mereka.
Ada juga yang mengatakan bahwa penyebab terhisapnya kapal atau pesawat di wilayah tersebut diakibatkan oleh adanya sumber magnet terbesar di bumi yang tertanam di bawah Segitiga Bermuda, sehingga logam berton-ton pun dapat tertarik ke dalamnya.
Lorong Waktu atau lubang cacing
Hilangnya orang, kapal, pesawat terbang dan lain sebagainya secara misterius di perairan Segitiga Bermuda, sebenarnya disebabkan karena mereka telah masuk ke dalam lorong waktu yang misterius.
Ilmuwan Amerika, Ado Snandick berpendapat bahwa mata manusia tidak bisa melihat keberadaan suatu benda yang berada dalam ruang lain, itulah objektifitas keberadaan lorong waktu.
Dalam penyelidikannya terhadap lorong waktu, John Buckally mengemukakan teori hipotesisnya sebagai berikut :
- Objektifitas keberadaan lorong waktu adalah bersifat kematerialan, tidak terlihat, tidak dapat disentuh, tertutup untuk dunia fana kehidupan manusia, namun tidak mutlak, karena terkadang lorong itu akan terbuka.
- Lorong waktu dengan dunia manusia bukanlah suatu sistem waktu, setelah memasuki seperangkat sistem waktu, ada kemungkinan kembali ke masa lalu yang sangat jauh, atau memasuki masa depan, karena di dalam lorong waktu tersebut, waktu dapat bersifat searah maupun berlawanan arah, bisa bergerak lurus juga bisa berbalik, dan bahkan bisa diam membeku.
- Terhadap dunia fana di bumi, jika memasuki lorong waktu, berarti hilang secara misterius, dan jika keluar dari lorong waktu itu, maka artinya adalah muncul lagi secara misterius.
Disebabkan lorong waktu dan bumi bukan merupakan sebuah sistem waktu, dan karena waktu bisa diam membeku, maka meskipun telah hilang selama 3 tahun, 5 tahun, bahkan 30 atau 50 tahun, waktunya sama seperti dengan satu atau setengah hari.
Penjelasan paranormal di miniseri fiksi ilmiah The Triangle tahun 2005, mengatakan Segitiga Bermuda adalah lubang cacing.
Beberapa mengatakan bahwa wilayah pusat di Segitiga Bermuda digunakan untuk menguji kapal selam, senjata, sonar, proyek rahasia, dan teknologi rekayasa balik alien oleh Atlantic Undersea Test and Evaluation Center (AUTEC).
Teori lain yang diyakini secara luas adalah bahwa Segitiga Bermuda berisi jiwa para budak Afrika yang dilemparkan ke laut oleh kapten laut dalam perjalanan mereka ke Amerika.
Dalam bukunya, Healing the Haunted, Dr Kenneth McAll mengklaim bahwa suara yang menghantui bisa terdengar ketika berlayar di perairan yang terkenal itu.
Penjelasan Alami
Variasi kompas
Masalah pada kompas adalah salah satu ungkapan yang dikutip dalam banyak insiden di Segitiga. Sementara beberapa orang telah berteori bahwa anomali magnetik lokal tidak biasa mungkin berada di wilayah itu, anomali semacam itu belum ditemukan.
Kompas memiliki variasi magnetik alami dalam kaitannya dengan kutub magnet, sebuah fakta yang telah dikenal oleh navigator selama berabad-abad.
Sebuah kompas selalu mengarah ke utara magnetis (Magnetic North), sedangkan utara geografis (True North) mengarah ke kutub utara, dan kedua lokasi ini tidak sama.
Sedikit kutipan dari Coast Guard yaitu :
"Wilayah Segitiga Bermuda adalah satu dari dua tempat di bumi yang kompas magnet tidak mengarah ke utara sebenarnya (True North), (tetapi) biasanya mengarah ke utara magnet (Magnetic North). Perbedaan di antara keduanya dikenal sebagai variasi kompas. Jika variasi kompas ini tidak diimbangi, (navigator) pesawat atau kapal bisa menemukan dirinya berada jauh dari jalur yang seharusnya."
Tapi, publik mungkin tidak sependapat dengan teori tersebut, dan berpikir bahwa ada sesuatu yang misterius mengenai berubahnya kompas di area seluas Segitiga Bermuda, yang akan terjadi secara alami.
Arus teluk
Arus teluk adalah arus permukaan utama, terutama di dorong oleh sirkulasi termohalin (THC) yang berasal dari Teluk Meksiko dan kemudian mengalir melalui Selat Florida ke Atlantik Utara.
Pada intinya, itu adalah sungai di dalam lautan, dan seperti halnya sungai, itu bisa membawa objek atau benda yang mengambang di permukaan. Arus itu memiliki kecepatan maksimum sekitar 2 m/detik.
Gambar False-color dari arus teluk yang mengalir ke utara melalui Samudra Atlantik Barat (NASA). |
Sebuah pesawat kecil yang mendarat di air atau perahu yang mengalami masalah pada mesin, dapat terbawa dari posisi yang dilaporkan ke tempat lain oleh pergerakan arus teluk.
Kesalahan manusia
Salah satu penjelasan yang paling banyak dikutip mengenai hilangnya pesawat terbang atau kapal di Segitiga adalah karena kesalahan manusia.
Manusia yang keras kepala mungkin telah menyebabkan pengusaha Harvey Conover kehilangan kapal pesiar miliknya, Revonoc, saat ia berlayar menuju badai selatan Florida pada 1 Januari 1958.
Cuaca buruk
Angin topan adalah badai dahsyat yang terbentuk di perairan tropis dan secara historis telah menyebabkan ribuan nyawa melayang dan kerusakan senilai miliaran dolar.
Tenggelamnya armada Spanyol Francisco de Bobadilla's pada tahun 1502 adalah contoh dari serangan angin topan yang pertama kali dicatat. Di masa lalu, badai ini menyebabkan sejumlah insiden yang berkaitan dengan Segitiga Bermuda.
Sebuah downdraft (aruh ke bawah) dari udara dingin yang sangat kuat diduga menjadi penyebab tenggelamnya Pride of Baltimore pada 14 Mei 1986.
Awak kapal yang tenggelam tersebut menyatakan bahwa angin tiba-tiba bergeser dan kecepatannya meningkat dari 32 km/jam menjadi 97-145 km/jam.
Seorang ahli dari National Hurricane Center satellite, James Lushine, menyatakan "Selama kondisi cuaca sangat tidak stabil, downburst (arus udara turun dari awan kumulonimbus) dari atas bisa menabrak permukaan seperti sebuah bom, meledak ke luar seperti garis angin kencang raksasa dan air."
Kejadian serupa terjadi pada kapal Concordia di tahun 2010, lepas pantai Brazil.
Para ilmuwan saat ini sedang menyelidiki apakah awan "heksagonal" mungkin merupakan sumber "bom udara" yang berkecepatan hingga 270 km/jam.
Gas metana dan pusaran air
Penjelasan untuk beberapa peristiwa kehilangan telah difokuskan pada adanya ladang besar dari metana hidrat (bentuk gas alam) di landasan kontinen.
Teori ini dipublikasikan pertama kali pada tahun 1981 oleh Badan Penyelidikan Geologi Amerika Serikat.
Teori ini berhasil diuji coba di laboratorium dan hasilnya memuaskan beberapa orang tentang penjelasan yang masuk akal mengenai misteri lenyapnya pesawat dan kapal yang melintas di wilayah Segitiga Bermuda.
Eksperimen laboratorium yang dilakukan di Australia telah membuktikan bahwa gelembung dapat, (memang dapat), menenggelamkan sebuah model berskala kapal dengan mengurangi kerapatan udara, setiap reruntuhan yang naik ke permukaan akibatnya akan tersebar dengan cepat oleh arus teluk.
Telah dihipotesiskan bahwa letusan metana (terkadang disebut "mud volcanoes" atau "lumpur gunung berapi") mungkin menghasilkan daerah air berbusa yang tidak mampu lagi memberikan daya apung yang memadai untuk kapal.
Jika ini yang terjadi, area yang terbentuk di sekitar kapal akan menyebabkan kapal tenggelam sangat cepat dan tanpa peringatan.
Menurut Bill Dillon dari United States Geological Survey (USGS), air bercahaya putih itulah penyebabnya. Di wilayah Segitiga Bermuda (juga di beberapa wilayah lain sepanjang tepi pesisie benua), terdapat "tambang metana".
Tambang ini terbentuk dari gas metana menumpuk di bawah dasar laut yang tidak dapat ditembusnya. Gas ini dapat muncul secara tiba-tiba dari retak-retak di dasar laut. Air yang dilalui oleh gas ini akan mendidih sampai terlihat seperti "air bercahaya putih".
Peristiwa meletus serupa yang pernah terjadi di laut Kaspia sudah banyak menelan anjungan pengeboran minyak sebagai korbannya, dan regu penyelamat yang dikerahkan tidak menemukan sisa-sisanya sama sekali.
Mungkin itu disebabkan karena alat pengeboran dan manusia telah tersedot oleh pusaran air, dan jatuh ke dalam lubang bekas retakan dasar laut, lalu tanah dan air yang semula naik ke atas, kemudian mengendap kembali di dasar laut, sehingga menimbun mereka semua.
Sebuah publikasi oleh USGS menggambarkan penyimpanan hidrat dalam jumlah besar di bawah laut di seluruh dunia, termasuk area Blake Ridge, di lepas pantai Amerika Serikat bagian tenggara.
Namun, menurut USGS, tidak ada pelepasan gas hidrat dalam jumlah besar yang diyakini terjadi di Segitiga Bermuda selama 15.000 tahun terakhir.
Gempa laut dan gelombang besar
Teori ini mengatakan bahwa gesekan dan goncangan tanah di dasar lautan Atlantik menghasilkan gelombang dahsyat dan seketika membuat kapal-kapal menjadi hilang kendali, dan langsung menuju dasar laut dengan kuat hanya dalam beberapa detik.
Untuk pesawat, goncangan dan gelombang kuat tersebut telah menyebabkan hilangnya keseimbangan pesawat, sehingga membuat pilot tidak mampu menguasai pesawatnya.
Gravitasi
Adanya medan graviti terbalik atau anomali magnetik graviti akan membuat kompas dan alat navigasi elektronik lain di dalam pesawat pada saat terbang akan tergoncang dan bergerak tidak normal, begitu juga dengan kompas pada kapal, yang menunjukkan daya magnet yang kuat dan gravitasi aneh yang terbalik.
Muatan berlebihan
Perusahaan asuransi laut Lloyds dari London menyatakan bahwa Segitiga Bermuda bukanlah lautan yang berbahaya, dan merupakan lautan biasa seperti lautan lain di seluruh dunia, asalkan tidak membawa muatan yang melebihi ketentuan ketika melewati wilayah tersebut.
Penjaga pantai (Coast Guard) mengonfirmasi keputusan tersebut. Penjelasan tersebut dianggap masuk akal, ditambah dengan sejumlah pengamatan dan penyelidikan kasus.
Lawrence David Kusche, penulis The Bermuda Triangle Mystery: Solved (1975) berpendapat bahwa banyak klaim dari Gaddis dan penulis selanjutnya sering dibesar-besarkan, meragukan atau tidak dapat diverifikasi.
Penelitian Kusche mengungkapkan sejumlah ketidakakuratan dan ketidakkonsistenan antara laporan dan pernyataan dari saksi mata, peserta, dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam insiden awal tersebut.
Kusche kemudian menyimpulkan bahwa :
- Jumlah kapal dan pesawat terbang yang dilaporkan hilang di wilayah tersebut secara signifikan tidak jauh lebih besar daripada di bagian lautan lainnya.
- Di wilayah yang sering dikunjungi oleh siklon tropis, jumlah kehilangan yang telah terjadi, pada umumnya, tidak proporsional, tidak mungkin, atau tidak misterius.
- Lebih jauh lagi, Berlitz dan penulis lainnya sering gagal menyebutkan badai tersebut atau bahkan mewakili kehilangan (di Segitiga Bermuda) sebagai kejadian yang terjadi dalam kondisi tenang, ketika catatan meteorologi jelas-jelas bertentangan dengan hal ini.
- Angka itu sendiri dibesar-besarkan oleh penelitian yang ceroboh. Sebagai contohnya, hilangnya kapal, akan dilaporkan, namun pada akhirnya (jika terlambat) mungkin belum kembali ke pelabuhan.
- Beberapa kehilangan yang telah terjadi, kenyataannya, tidak pernah terjadi. Satu kecelakaan pesawat dikatakan terjadi pada tahun 1937, di lepas pantai Daytona, Florida, di depan ratusan saki mata; pemeriksaan surat kabar lokal tidak mengungkapkan apa-apa.
- Legenda Segitiga Bermuda adalah misteri yang diciptakan atau dibuat-buat, yang secara terus-menerus diabaikan oleh penulis yang dengan sengaja atau tanpa sadar telah memanfaatkan kesalahpahaman, penalaran yang salah, dan sensasionalisme.
Dalam sebuah studi tahun 2013, World Wide Fund for Nature mengidentifikasikan 10 perairan paling berbahaya di dunia, namun Segitiga Bermuda tidak masuk dalam daftar tersebut.
Berdasarkan tingginya frekuensi kecelakaan pengiriman yang membahayakan manusia dan kehidupan laut, perairan tersebut meliputi Laut Cina Selatan dan Hindia Timur, Laut Mediterania dan Laut Hitam timur, dan Laut Utara dan Kepulauan Inggris.
Ketika program televisi UK Channel 4 The Bermuda Triangle (1992) yang diproduksi oleh John Simmons dari Geofilms untuk seri Equinox, Lloyds dari London (umumnya dikenal sebagai Lloyds, pasar asuransi di kota London) ditanya apakah sejumlah kapal dalam jumlah besar telah tenggelam di wilayah Segitiga Bermuda.
Lloyds memastikan bahwa sejumlah besar kapal tidak tenggelam di sana. Lloyds tidak mengenakan tarif yang lebih tinggi bagi kapal untuk melewati wilayah ini.
Coast Guard Amerika Serikat secara resmi skeptis terhadap Segitiga Bermuda, mencatat bahwa mereka (penulis Segitiga) mengumpulkan dan menerbitkan, melalui pertanyaan mereka, dan banyak dokumentasi yang bertentangan dengan banyak kejadian yang ditulis oleh para penulis Segitiga.
Dalam satu insiden yang melibatkan ledakan tahun 1972, dan tenggelamnya kapal tankerV. A. Fogg, Coast Guard memotret insiden tersebut dan menemukan beberapa mayat, berbeda dengan satu klaim dari penulis Segitiga yang menyatakan bahwa semua mayat telah lenyap, dengan pengecualian yaitu sang kapten, yang ditemukan duduk di kabin di meja miliknya, menggenggam secangkir kopi.
Sebagai tambahan, V. A. Fogg tenggelam di lepas pantai Texas, tidak di dekat dari batas-batas Segitiga Bermuda yang umumnya telah diterima oleh publik.
Episode NOVA/Horizon berjudul The Case of the Bermuda Triangle, yang disiarkan pada 27 Juni 1976, sangat kritis, menyatakan bahwa:
"Ketika kami kembali ke sumber asli atau orang-orang yang terlibat, misteri tersebut menguap (lenyap). Ilmu pengetahuan tidak harus menjawab pertanyaan tentang Segitiga Bermuda karena pertanyaan-pertanyaan itu sejak awal tidak valid...Kapal dan pesawat berperilaku di Segitiga Bermuda dengan cara yang sama seperti perilaku mereka di tempat lain di dunia."
Peneliti skeptis, seperti Ernest Taves dan Barry Singer, telah mencatat bagaimana misteri dan hal paranormal sangat populer dan menguntungkan.
Hal ini telah menyebabkan produksi sejumlah besar informasi atau gagasan pada topik seperti Segitiga Bermuda. Mereka dapat menunjukkan bahwa beberapa informasi pro-paranormal sering menyesatkan atau tidak akurat, namun pembuatnya terus memasarkannya.
Mereka mengklaim bahwa pasar itu memihak keinginan buku, Televisi khusus, dan media lain yang mendukung misteri Segitiga Bermuda.
Pada Juli 2017, ilmuwan mengklaim telah memecahkan misteri yang berada di sekitar Segitiga Bermuda.
Ilmuwan Australia, Dr Karl Kruszelnicki mengatakan bahwa tidak ada misteri yang harus dipecahkan karena insiden tersebut kemungkinan disebabkan oleh kesalahan manusia.
Dr Karl Kruszelnicki mengatakan :
"Menurut Lloyds dan penjaga pantai (Coast Guard) Amerika Serikat, jumlah pesawat yang hilang di Segitiga Bermuda sama dengan di manapun di dunia secara persentase."
"Itu dekat dengan khatulistiwa, dekat bagian dunia yang kaya, Amerika, oleh karena itu anda akan memiliki banyak lalu lintas."
Meskipun sampai hari ini tidak ada mayat atau puing-puing yang berhasil ditemukan, Kruszelnicki, yang juga penulis The Doctor yang didasarkan pada quest to unearth scientific truths, mengatakan bahwa ada sebuah penjelasan mengenai hal tersebut.
"Mereka menghilang tanpa jejak kemudian pesawat lain yang dikirim untuk memeriksa mereka (ikut) lenyap, (beberapa orang mengklaim) itu pastilah ulah alien. (Tapi) ada satu orang yang berpengalaman, sisanya tidak berpengalaman. Cuaca tidak cerah. Ada gelombang setinggi 15 meter."
Dr Kruszelnicki mengatakan bahwa pemimpin penerbangan 19, Letnan Charles Taylor, diperintah untuk pergi ke barat, tapi malah memilih untuk terus terbang ke timur.
"Jika anda membaca transkrip radio, beberapa pilot junior berkata 'Kenapa kita tidak terbang ke barat?', dan pilot tersebut berkata 'Kenapa kita tidak terbang ke timur?", menyarankan bahwa Lt. Taylor bertanggung jawab atas nasib penerbangan tersebut.
"(Lt. Taylor) tiba dalam keadaan mabuk, terbang tanpa jam tangan, dan memiliki sejarah tersesat, dan sebelumnya dia membawa pesawatnya turun di atas air sebanyak dua kali."
"Pesawat yang pergi untuk menyelamatkan mereka kemudian hilang (dan) terlihat meledak. Itu tidak menghilang tanpa jejak."
Mengenai teori gelembung metana dari dasar laut, yang kemudian dibantah, Dr Kruszelnicki mengatakan bahwa gelembung itu bukan mitos, tapi itu bisa menurunkan pesawat dan kapal yang hilang.
Tahun lalu, sekelompok ahli meteorologi mengklaim bahwa awan heksagonal dan bom udara dipersalahkan atas serangkaian insiden kehilangan di Segitiga Bermuda.
Dengan menggunakan citra satelit radar, ahli meteorologi menemukan awan berbentuk heksagonal aneh dengan lebar antara 32 km dan 80 km yang terbentuk di atas area yang secara tidak resmi ditetapkan sebagai Segitiga Bermuda. Awan ini sangat kuat sehingga bisa mencapai kecepatan 273 km/jam. Sebuah kekuatan seperti badai yang dengan mudah dapat menenggelamkan kapal dan pesawat yang jatuh.
Meteorologist, Dr Randy Cerveny mengatakan :
"Citra satelit benar-benar aneh. Bentuk heksagonal jenis ini yang berada di atas laut pada dasarnya adalah bom udara. Mereka dibentuk oleh apa yang disebut microbursts dan itu adalah ledakan yang turun dari dasar awan, kemudian menabrak samudera, dan kemudian menciptakan gelombang yang terkadang bisa berukuran besar saat mereka mulai berinteraksi satu sama lain."
Microbursts |
Apa pun yang tertangkap dalam salah satu bom udara ini bisa terlempar dari udara, terbalik, dan tenggelam.
Beberapa penjelasan paling terkemuka termasuk cuaca ekstrem dan kabut elektronik (fenomena meteorologi yang menempel pada pesawat terbang atau kapal, dan menyebabkan kerusakan pada peralatannya).
Banyak ilmuwan, seperti Dr Kruszelnicki, berpendapat bahwa Segitiga Bermuda tidak lebih atau kurang berbahaya daripada wilayah laut terbuka atau wilayah udara lainnya di dunia.
Faktanya, tidak ada peta asli dari Segitiga Bermuda sejak pemerintah Amerika Serikat menyatakan wilayah itu bukan ke dalam suatu mitos.
National Ocean Service menyatakan secara ringkas bahwa U.S Navy (Angkatan laut Amerika Serikat) dan Coast Guard (penjaga pantai) berpikir bahwa hal apa pun yang sedikit aneh dapat disalahkan pada "gabungan dari kekuatan alam dan kesalahan manusia".
U.S. Board of Geographic Names tidak mengenali Segitiga Bermuda sebagai nama resmi dan tidak menyimpan file resmi wilayah tersebut.
Pernyataan Coast Guard mengenai misteri ini : "Telah menjadi pengalaman kami bahwa gabungan dari kekuatan alam dan manusia yang tidak dapat diprediksi mengalahkan kisah fiksi-ilmiah berkali-kali setiap tahun."
Lloyds setuju dengan Coast Guard, yang berdasarkan penelitian mereka, menunjukkan bahwa wilayah Segitiga Bermuda tidak lebih berbahaya daripada wilayah laut lain di seluruh dunia dengan jumlah lalu lintas yang sama.
(Sumber : wikipedia, news.com.au, bigthink.com)
Thanks for amaze info https://bit.ly/2xYOaOv
ReplyDelete