Pada bulan Agustus lalu, sebuah tim ekspedisi yang menjelajahi wilayah terpencil di Amazon barat telah berhasil menemukan kembali spesies monyet yang tidak terlihat hidup selama 80 tahun oleh para ilmuwan.
Tim ekspedisi tersebut bernama Houseboat Amazon yang dipimpin oleh Dr. Laura Marsh. Mereka memulai perjalanan dengan menjelajahi hutan di sepanjang sungai Juruá
Tujuan utama mereka adalah untuk menemukan vanzolini saki, monyet besar dengan ekor panjang yang halus, dan berbulu emas di tangan dan kakinya.
Monyet ini pertama kali terlihat dan teridentifikasi oleh naturalis Ekuador bernama Alfonzo Olalla selama ekspedisinya menuju sungai Juruá pada tahun 1936, sekaligus sebagai penampakan terakhir monyet itu terlihat dalam keadaan hidup.
Dia mengumpulkan beberapa spesimen hidup dari binatang tersebut. Bukti berupa kulit monyet itu dikirim menuju beberapa museum, dan diklasifikasikan sebagai spesies yang sama dengan jenis monyet saki lainnya.
Monyet itu kembali terlihat pada tahun 1956, ketika ornitologis, Fernando da Costa Novaes dan ahli taxidermi, M. M. Moreira menjelajahi wilayah tersebut, dan kembali dengan membawa dua binatang yang sudah dalam keadaan mati.
Sejak saat itu, selama lebih dari 60 tahun, belum ada laporan tentang keberadaan primata langka tersebut di alam liar, khususnya dalam bentuk foto.
Laura Marsh, yang juga seorang primatolog, menghabiskan sepuluh tahun untuk mempelajari monyet saki.
Awal tahun ini, dia mengumpulkan satu tim yang beranggotakan tujuh ahli primatologi dari Brazil, Meksiko, Kolombia, Amerika Serikat, dengan bantuan dari pemandu setempat, operator pesawat tak berawak, dan fotografer.
Pada hari keempat, pemandu lapangan berpengalaman, Ivan Batista, melihat seekor monyet hitam melompat dari satu cabang ke cabang lainnya pada sebuah pohon, di sungai Eiru, sekitar 60 meter menuju hutan.
Kejadian tersebut menjadi pertemuan pertama dan penemuan kembali vanzolini saki setelah tidak terlihat selama 80 tahun.
Monyet saki sangat mudah dibedakan dengan jenis monyet lainnya, karena penampilannya yang unik, bahkan dari jarak yang cukup jauh sekalipun.
Dalam sebuah wawancara telepon dengan National Geographic, Marsh mengatakan : "Saya gemetaran dan sangat gembira, saya hampir tidak bisa memotretnya."
Dia juga menambahkan bahwa mereka sangat terkejut karena dapat menemukan monyet itu begitu cepat.
Marsh menyarankan vanzolini saki untuk diklasifikasikan sebagai hewan terancam punah, tetapi status itu tergantung bagaimana cepatnya perburuan di daerah tersebut terus berlanjut.
Para ilmuwan menyadari bahwa tempat ditemukannya monyet ini sangat dekat dengan penggundulan hutan Brazil, pertanian, dan pembangunan jalan.
Selain itu, perburuan monyet yang dilakukan masyarakat lokal dapat membahayakan habitat monyet dan hewan lain di sekitarnya.
Berkat ekspedisi ini pula, Marsh beserta timnya percaya bahwa data yang mereka dapatkan akan sangat penting untuk memperbaiki pengelolaan, serta konservasi vanzolini saki dan spesies langka lainnya di wilayah tersebut.
No comments:
Post a Comment