Dalam cerita rakyat jepang, Tsuchinoko (ツチノコ atau 槌の子) yang memiliki arti "anak palu" atau "anak kerikil", adalah sejenis makhluk cryptid berbentuk ular yang berasal dari Jepang. Nama ini digunakan di Jepang Barat, namun lebih dikenal sebagai bachi hebi (バチヘビ) di timur laut jepang.
Tsuchinoko digambarkan sebagai makhluk berukuran antara 30 sampai dengan 80 cm, berbentuk mirip ular tetapi dengan kepala dan ekor yang kecil dan tipis, dengan badan yang lebar.
Dikabarkan makhluk ini memiliki taring yang beracun mirip ular berbisa, beberapa orang mengatakan bahwa Tsuchinoko mampu melompat hingga satu meter, hal ini tertulis dalam buku tertua tentang sejarah Jepang.
Salah satu ilustrasi tertua yang menggambarkan Tsuchinoko |
Menurut legenda, beberapa Tsuchinoko memiliki kemampuan berbicara dan kecenderungan berbohong, dan mereka juga dikatakan terkadang minum alkohol.
Legenda mencatat bahwa ia akan menelan ekornya sendiri, sehingga bisa berputar seperti roda.
Makhluk ini dikatakan menghuni pegunungan terpencil Honsu, Shikoku, dan Kyushu serta semenanjung korea. Dari beberapa orang yang melihatnya, makhluk ini dilaporkan berwarna hitam, belang-belang, dengan perut oranye terang.
Karakteristik unik dari Tsuchinoko ini adalah bentuk tubuhnya, di mana bentuknya itu terlihat datar, membulat di tengah dan meruncing di bagian ekornya yang pendek. Tsuchinoko lebih cenderung melarikan diri daripada menyerang dan mereka dilaporkan memiliki bau tertentu seperti bau bunga pohon.
Makhluk ini menggunakan tulang belakang yang bergerak bergelombang naik dan turun ketika bergerak, tidak seperti kebanyakan ular yang bergerak serpentine, yaitu bergerak maju dalam kurva berbentuk huruf “S” dengan sisi-sisi tubuhnya.
Tsuchinoko juga terkenal karena lompatannya yang mampu mencapai satu meter. Hal aneh lainnya adalah dia meletakan ekornya di dalam mulut, kemudian berguling-guling seperti roda.
Mereka juga dikatakan sangat meyukai air dan perenang yang baik.
Selain berguling-guling seperti roda, beberapa cerita menggambarkan Tsuchinoko dapat bergerak dengan cara berguling ke sisi kiri maupun kanan dan cara bergerak lainnya yaitu dengan berjatuhan dari atas ke bawah.
Makhluk ini konon mengeluarkan suara seperti kicauan, dengkuran, erangan, suara berderit, dan bahkan meniru suara manusia.
Menurut legenda, Tsuchinoko ini bisa benar-benar berbicara dengan manusia. Selain itu, mereka juga tidak berbahaya bagi manusia (terlepas dari sifatnya yang beracun).
Hal unik untuk membuat mereka tenang adalah dengan cara mengoleskan alkohol pada tubuh mereka, yang menurut legenda mereka sangat menyukai hal tersebut.
Saking populernya, Tsuchinoko pun pernah muncul dalam salah satu video game yang cukup terkenal. Video game tersebut adalah Metal Gear Solid 3:Snake Eater, di mana Tsuchinoko ini muncul sebagai hewan liar yang hidup dan berkeliaran di hutan.
Tsuchinoko dikabarkan telah dilihat oleh banyak orang, dan tempat mereka melihat makhluk ini biasanya terletak di pegunungan yang jauh dari perkotaan.
Karena banyaknya orang yang mengaku telah melihat makhluk ini, banyak yang menawarkan sejumlah penghargaan maupun uang sebagai imbalan bagi siapapun yang berhasil menangkapnya.
Sebuah kota yang bernama Mikata, yang merupakan tempat penampakan terbanyak di jepang, mengadakan acara tahunan untuk mencari makhluk ini, namun acara ini terbukti tidak membuahkan hasil, bahkan sampai sekarang tidak ada bukti fisik mengenai Tsuchinoko yang membuktikan bahwa makhluk ini benar-benar ada.
Pernah ada spesimen dari Tsuchinoko yang dibawa oleh seorang penduduk desa yang ternyata hanyalah seekor ular tikus, satu spesimen lainnya yang dibawa oleh sekelompok penebang kayu membuktikan bahwa yang mereka temukan hanyalah ular rumput biasa.
Cerita lain mengenai Tsuchinoko datang dari seorang pria yang dikabarkan berhasil menangkap makhluk itu, sebelum akhirnya memutuskan untuk memakannya. Dia mengatakan jika ular itu memiliki tulang punggung ganda.
Kemungkinan yang pertama mengenai identitas asli dari Tsuchinoko ini adalah seekor ular yang baru saja menelan mangsanya. Tapi kalaupun itu seekor ular, sepertinya bagian ekornya terlalu panjang, tidak seperti ciri-ciri Tsuchinoko yang memiliki bagian ekor yang terbilang pendek.
Kemungkinan lainnya, Tsuchinoko ini adalah seekor ular jenis Death Adder. Ular ini memiliki kepala yang berbetuk segitiga dan berukuran pendek.
Gigitan ular ini termasuk salah satu yang paling berbahaya di dunia. Tetapi, ular ini kebanyakan ditemukan di Australia dan Papua Nugini. Jadi kemungkinan jika tsuchinoko adalah seekor ular Death Adder sangat kecil.
Kemungkinan yang terakhir terakhir adalah Tsuchinoko ini sejenis kadal lidah biru atau blue tongue skink.
Sesuai dengan namanya, kadal ini memiliki lidah berwarna biru pekat. Ciri fisik dari kadal ini adalah memiliki badan yang mengkilat, kaki yang pendek, gigi yang besar dan tumpul, kepala yang berbentuk segitiga, terlihat memiliki badan yang besar dan menggembung, dan dapat tumbuh hingga berukuran 45 cm.
Sekilas bentuk fisik dari kadal ini hampir mirip dengan beberapa deskripsi dari Tsuchinoko itu sendiri.
Dimulai dari bentuk kepala yang berbentuk segitiga, kemudian bentuk tubuh yang terlihat besar dan lebar, lalu mengecil kembali di bagian ekornya.
Karena kadal ini mempunyai kaki yang kecil, bisa jadi beberapa orang yang melihat sekilas bentuk kadal ini mengira jika binatang ini tidak mempunyai kaki, yang kemudian di salahartikan sebagai sosok Tsuchinoko.
Mungkin beberapa penduduk jepang yang tinggal berdekatan dengan hutan belum begitu familiar dengan jenis kadal ini. Karena ketidaktahuan tersebut, ketika mereka melihat binatang ini sedang berkeliaran di hutan, mereka langsung menganggapnya sebagai Tsuchinoko.
Walaupun kadal lidah biru ini banyak ditemukan di daratan Australia, Papua Nugini dan beberapa pulau kecil di Indonesia, sejak tahun 1970-an, banyak warga jepang yang memelihara jenis kadal ini sebagai hewan peliharaan mereka.
Mungkin saja beberapa hewan peliharan itu berhasil lepas dari pemiliknya atau kabur dari kandangnya, dan melarikan diri ke hutan-hutan dan pegunungan yang berada di jepang, sebelum akhirnya kadal ini terihat oleh penduduk setempat dan dianggap sebagai Tsuchinoko.
(Sumber : Wikipedia, cryptidz.wikia)
Nice share .. keep it up
ReplyDeleteMUNGKIN BEREVOLUSI MEREKA
ReplyDeleteTapi baru2 ini tetangga saya bercerita tentan pertemuannya dengen hewan seperti itu, jadi pada pagi hari dia sedang rehat setelah mengurusi kebun kangkungnya, hingga ada hewan yang mendekat kearahnya, yang awalnya dia mengira itu hanya seekor tikus santung (tikis besar) tubuhnya seukuran betis, tapi panjang tubuhnya menurutnya sekitar 25cm, namun setelah jarak antara hewan itu dan tetangga saya berjarak kurang dari 1 meter, dia baru menyedari kalu itu bukan tikus, tapi lebih mirip ular, sebenarnya dari deskripsi yg dia sebutkan kepalanya lebih mirip ikan gabus, dan dia berhadap2an dengan hewan itu kurang lebih 15-20 menit, dia tidak berani beranjak karena takut, bahkan karena dia mengira itu ular atau hewan siluman, dia menyodorkan rokok kearah hewan itu.
ReplyDeleteMungkin itu sejenis kadal, karena beberapa jenis kadal dengan kaki yang pendek, sepintas terlihat seperti ular..
DeleteYang bikin heran ukuranya itu, sebesar betis orang dewasa tapi panjangnya sekitar 1 jengkal.
ReplyDeleteItu tsuchinoko
ReplyDeleteSaya tunjuk tunjukin foto blue tongue skink ke ua saya,dia bilang itu oray kadut yg dibawa jepang ke indonesia
Ua saya dulu sama almarhum mbah pernah hadap2an sama oray kadut alias tsuchinoko, akhirnya mbah saya tancapin bambu runcing dan kena perutnya
Keluar cairan muncrat dan bau alkohol